> >

Survei Litbang Kompas Sebut 96,4 Persen Responden akan Gunakan Hak Pilih, Peneliti Jelaskan Sebabnya

Rumah pemilu | 12 Februari 2024, 13:58 WIB
Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu dalam dialog Kompa Siang, Kompas TV, Senin (12/2/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu membeberkan penyebab tingginya antusiasme masyarakat dalam mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas.

Yoha membenarkan bahwa antusiasme responden untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024 sangat tinggi.

“Antusiasme masyarakat di survei kita itu memang tinggi ya, untuk kemudian akan menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024, di hari Rabu besok,” kata Yohan dalam dialog Kompas Siang, Kompas TV, Senin (12/2/2024).

“Antusiasme ini bisa dibaca dengan dua hal. Pertama, memang pemberitaan tentang pemilu itu hampir sekitar 75 hari terakhir ini kan memberitakan tentang panggung kampanye ya.”

Menurutnya, pemberitaan atau informai tentang kampanye tersebut tidak hanya di media mainstream, tetapi juga di sosial media.

“Bagaimana kemudian konten-konten pemilu itu cukup tinggi ratingnya, tingkat minatnya orang kemuian mengikuti pemberitaan pemilu,” tuturnya.

Baca Juga: Proses Litbang Kompas Uji Coba Aplikasi Hitung Cepat Pemilu 2024, Demi Data Terpercaya

“Kedua, tentu tentang bagaimana fenomena pemilih mula cukup antusias akan menggunakan hak pilihnya di pemilu Rabu besok. “

Penggunaan media sosial yang cukup masif di kalangan pemilih mula, lanjut Yohan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya antusiasme mereka.

“Ada beberapa hal yang misalnya terkait habit media, tentang bagaimana penggunaan media sosial cukup massif, terutama di kalangan pemilih mula.”

“Di survei Kompas memang menemukan rata-rata di kelompok usia, baik itu pemilih mula dalam hal ini generasi Z, kemudian generasi di atasnya, generasi Y, dan generasi X, itu memang rata-rata di atas 85 peren antusiasmenya,” kata Yohan.

Selain itu, lanjut Yohan, Pemilu 2024 merupakan pemilu ketiga pemilihan presiden yang tidak diikuti oleh petahana presiden.

Artinya, kata Yohan, memang menyebabkan orang lebih banyak penasaran.

Menjawab pertanyaan tentang apakah antusiasme dan tingkat penasaran yang tinggi itu disebabkan oleh keberhasilan penyelenggara pemilu dalam sosialisasi atau masyarakat yang mencari informasi sendiri, Yohan mengatakan sosialisasi merupakan tanggung jawab bersama.

“Tugas sosialisasi itu selain dilakukan oleh penyelenggara pemilu ya, dalam hal ini KPU dan Bawaslu, itu juga menjadi tanggung jawab seluruh stakeholder, terutama bagi kontestan, sosialisasi pemilu menjadi tanggung jawab bersama.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU