> >

Ramai Dugaan Kecurangan Pemilu, Ketua KPU 2017-2021: Pemilih Harus Hati-Hati

Rumah pemilu | 8 Februari 2024, 10:06 WIB
Sejumlah pekerja melipat dan menyortir surat suara Pilpres 2024 di gudang logistik Pemilu Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Jumat (12/1/2024). (Sumber: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jelang pemilihan umum (pemilu) yang akan digelar pada 14 Februari 2024, beredar informasi adanya kecurangan pemilu, termasuk dugaan surat suara yang sudah tercoblos lebih dulu di Malaysia.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2017-2021, Arief Budiman menilai, penyelenggaraan pemilu tidak dapat digantungkan pada satu pihak saja.

Tetapi dibutuhkan peran dari berbagai pihak, termasuk dari peserta pemilu dan masyarakat.

“Banyak orang berharap, itu digantungkan pada penyelenggara pemilu, itu tidak cukup. Peran banyak pihak dibutuhkan,” ucap Arief dalam Sapa Indonesia Pagi, Kamis (8/2/2024).

Baca Juga: Bawaslu Gandeng Kepolisian Telusuri Dugaan Surat Suara Tercoblos Ganjar-Mahfud di Malaysia

Namun demikian, porsi terbesar dari pelaksanaan pemilu ini ada pada penyelenggara pemilu, yakni KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Arief mengatakan, pemilu yang semakin dekat menjadi momen yang krusial, di mana penyelenggara pemilu perlu bekerja ekstra untuk memastikan tidak adanya kecurangan dalam pemilu.

Peran pemilih juga dibutuhkan dengan memastikan surat suara yang digunakan belum tercoblos.

“Pemilih harus berhati-hati. Kalau menerima surat suara, lihat, surah tercoblos atau tidak. Kehati-hatian dari banyak pihak, tentu ini adalah cara untuk meminimalisir potensi terjadinya kecurangan,” jelas ia.

Lebih lanjut, Arief juga menegaskan, pentingnya transparansi informasi yang diberikan KPU kepada masyarakat. Hal ini menjadi bagian dari menjaga kepercayaan publik.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU