Mahfud Sebut Pernyataan Presiden Boleh Kampanye Timbulkan Kontroversi Baru di Kalangan Akademisi
Rumah pemilu | 2 Februari 2024, 06:45 WIBIa menambahkan, dirinya sudah mendengar ada beberapa kampus yang juga mulai mengkritisi hal semacam itu. Tetapi, Mahfud menegaskan dirinya sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal tersebut.
“UI pun muncul, lalu kampus lain mulai nih sudah, saya dengar sih di beberapa tempat, tapi saya sama sekali tidak punya hubungan dengan itu.”
Saat ini, lanjut Mahfud, statusnya merupakan kontestan perhelatan politik, sehingga ia menahan diri untuk berkomentar mengenai hal-hal seperti itu.
“Saya menahan diri. Saya lepaskan dulu status profesor saya, karena sekarang saya ini kontestan politik,” tuturnya.
“Nanti apa pun yang saya katakan nanti ada yang menilai macam-macam, ya biarkanlah kampus itu bergerak sendiri. Tapi kalau saya sendiri, ke depannya kampus harus didemokratisasi.”
Mahfud kemudian mencontohkan yang terjadi pada masa Orde Baru. Menurutnya, di era yang seketat itu, akademisi masih dihormati.
“Kalau sekarang, tidak. Kalau pemilihan rektor, ada tim sukses mencari channel ini, channel itu, lalu pendapat-pendapat akademik sekarang bercampur baur.”
Baca Juga: Ganjar Saran Kontestan Pemilu 2024 Mundur dari Jabatan
“Kesannya apakah ini pendapat politik praktis atau pendapat akademik, gitu. Menurut saya, ke depannya harus didemokratisasi,” tambahnya.
Kampus, menurut Mahfud, merupakan palang pintu etika, yang selama puluhan tahun di Indonesia, betapa pun otoriternya negara, tetap tangguh.
“Sekarang ini saya lihat sistem pengelolaan kampus sudah terlalu banyak dicampuri oleh politik, terlalu birokratis,” pungkasnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV