Masinton Pasaribu Sebut Ada Pertanyaan Sampah dalam Debat Cawapres: Samsul Pongah Namanya
Rumah pemilu | 22 Januari 2024, 19:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Masinton Pasaribu selaku juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menilai ada pertanyaan sampah pada debat keempat Pilpres 2024.
Debat keempat Pilpres 2024 atau debat kedua cawapres tersebut digelar di Jakarta Convention Center, Minggu (21/1/2024) menghadirkan tiga cawapres.
Ketiganya adalah cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Masinton Pasaribu dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Senin (22/1/2024) menilai penampilan Mahfud dalam debat tersebut sangat keren.
Baca Juga: [FULL] Keterangan Anies usai Debat Cawapres: Saya Bangga Gus Muhaimin Jaga Marwah Debat
“Pak Mahfud keren, top, beliau punya sikap dan beliau tidak mau menjawab pertanyaan receh, karena ini forum orang-orang yang terhormat,” kata Masinton menjawab pertanyaan host.
“Saya melihat apa yang disampaikan Pak Mahfud masih sangat moderat itu. Kalau saya melihat itu sampah, pertanyaan sampah. Samsul pongah namanya.”
Ia menambahkan, debat tersebut seharunya disi oleh orang-orang terhormat dan terpilih karena tidak semua anak bangsa bisa berkesempatan menjadi capres atau cawapres.
“Jadi ini puncak gunung es nya adalah pelanggaran etika di MK itu, sehingga kemudian yang seharusnya di situ diisi oleh orang-orang terhormat, orang-orang pilihan, karena tidak semua anak bangsa ini bisa berkesempatan dalam kandidasi capres maupun cawapres.”
“Maka itu adalah forum terhormat, bukan atraksi-atraksi sampah begitu,” tambahnya.
Menurutnya forum debat capres maupun cawapres seharusnya menjadi ajang uji gagasan yang visioner, bukan justru membahas hal teknis.
“Dan itu adu uji gagasan yang visioner, dan di mana pemimpin adalah mengambil forum-forum kebijakan, mengambil keputusan, kebijakan, bukan hal-hal teknis yang tadi saya sampaikan sampah tadi.”
“Jadi, kita melihat bahwa ketika di hulunya ini ada terjadi pelanggaran etik, maka watak asli si pelanggar etik itu kelihatan,” imbuhnya.
Baca Juga: Debat Panas Cak Imin dan Gibran Terkait Pemerataan Pembangunan, hingga Geleng-Geleng Kepala
Ia juga menyebut bahwa yang ditampilkan justru sesuatu yang tidak beradab dan beretika.
“Menampakkan tidak beretika, menampakkan tidak ada adab.”
“Jadi kalau dikatakan bahwa, ‘Oh itu anak muda’, bukan, itu penampilan anak yang tidak beretika, anak yang tidak layak jadi pemimpin Indonesia ke depan,” tambahnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV