> >

Cerita Doni Selamat dari Tembok SPBU Roboh dan Marahi Keponakan: Jangan Bohong, Saya Baru dari Situ

Peristiwa | 22 Januari 2024, 14:15 WIB
Kondisi tembok SPBU yang roboh dan sebabkan tiga orang meninggal dunia di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (21/1/2024). (Sumber: Kompas.com/Nabilla Ramadhian)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang warga bernama Doni beruntung tidak menjadi korban tembok SPBU Pertamina yang roboh di Jalan Tebet Barat Dalam Dua, Tebet, Jakarta Selatan, pada Minggu (21/1/2024).

Padahal, pria berusia 74 tahun itu sempat berada di lapak milik saudaranya Sumedi Riyanto yang menempel dengan tembok pembatas SPBU tersebut.

Doni menceritakan sebelum terjadi peristiwa robohnya tembok SPBU, dirinya sempat mampir ke lapak saudaranya tersebut. 

Baca Juga: Sebelum Tembok SPBU Roboh hingga Tewaskan 3 Orang, Warga sudah Komplain tapi Tak Kunjung Diperbaiki

Doni mengaku datang ke lapak korban Sumedi pada Minggu pagi sekitar puklul 08.00 WIB. Namun, ia pulang kembali ke rumah beberapa saat sebelum tembok SPBU tersebut runtuh. 

"Saya tadi dari jam 08.00 WIB ngobrol di sini. Saya pulang sebelum jam 12.00 WIB," kata Doni dikutip dari Kompas.com pada Senin (22/1/2024).

Doni menuturkan lapak yang ia datangi itu dihuni oleh Sumedi Riyanto dan istrinya Thio Tjnnio. Di lapak itu, kata Doni, saudaranya membuka usaha kecil-kecilan berupa warung makan. 

Doni menjelaskan sempat berbincang dengan korban saat berada di lapak. Setelah itu, ia memutuskan pulang. Tak lama kemudian salah satu anak Sumedi dan Thio, yaitu Amry (41), tiba di lokasi.

Menurut Dony, Amry datang ke lapak tersebut mengirimkan makanan untuk sang ibunda, Thio, dan membantunya meminumkan obat.

Baca Juga: Polisi Bakal Selidiki Penyebab Tembok SPBU Roboh hingga Tewaskan 3 Orang, Disebut sudah Lama Miring

Tidak lama kemudian, adik perempuan Amry bernama Dewi (35), datang bersama anaknya, Muhammad Fabian (9). Kemudian, Amry pamit untuk mengunjungi teman-temannya.

Namun, lanjut Doni, setibanya di rumah, Amry mendapat kabar bahwa keluarganya tertimpa tembok SPBU Pertamina.

"Sampai di rumah, saya ditelepon keponakan saya si Amry, dia bilang mereka bertiga ketiban tembok. Saya marah, saya bilang, 'Jangan bohong! Saya baru dari situ!'" ucap Doni.

Setelah mendapat kabar tersebut, Doni mengaku perasaannya campur aduk karena baru saja pulang dari lapak yang ditempati Sumedi dan Thio.

Doni pun memutuskan bergegas kembali untuk memeriksa keadaan lapak saudaranya. Rupanya, apa yang disampaikan Amry benar.

Baca Juga: Tembok SPBU di Tebet Roboh Timpa Warung, Tewaskan 3 Orang

Sumedi dan Thio, serta Dewi yang baru tiba saat Amry berkunjung, sudah meninggal dunia. Hanya Fabian yang selamat, meski terdapat luka pada bagian wajah dan tangannya.

Lebih lanjut, Doni mengaku bingung tidak tahu apa yang menyebabkan tembok SPBU tersebut roboh.

"Posisi siang itu angin enggak kencang, saya juga enggak ngerti. Tiba-tiba ambruk saja, namanya juga sudah takdir," kata Doni.

Sebelumnya, seorang ayah, ibu, dan anak perempuan tewas di tempat akibat insiden tersebut.
Mereka diketahui sering berdagang di jalan tersebut. Saat peristiwa terjadi, kebetulan mereka sedang tidak berdagang, tetapi sedang duduk-duduk di sana.

Pengamatan di lokasi kejadian, tembok yang roboh memiliki panjang sekitar 50 meter. Tingginya sekitar tiga meter. Tembok itu roboh bukan ke arah SPBU, melainkan ke arah luar, yakni ke jalanan permukiman.

Tembok diketahui berbahan bata merah dan semen. Terdapat tulang besi di beberapa bagian dan tampak patah.

Baca Juga: Korban Tewas Tertimpa Tembok SPBU di Tebet Jaksel Satu Keluarga: Ayah, Ibu, dan Anak

Ketiga jenazah sudah dibawa ke RSCM pukul 14.26 WIB, sementara korban yang selamat telah lebih dulu dibawa ke RSUD Tebet.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU