Gibran Sebut Timses Sering Bahas LFP tapi Muhaimin Tidak Paham: Ini Agak Aneh Ya
Rumah pemilu | 22 Januari 2024, 08:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyebut tim sukses cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar sering membahas tentang LFP atau lithium ferro phospat, tetapi Muhaimin tidak paham.
Hal itu disampaikan Gibran dalam debat keempat Pilpres 2024 atau debat kedua cawapres, Minggu (21/1/2024).
Menurut Gibran, tim paslon nomor urut 1 sering menggaungkan tentang LFP atau lithium ferro phospat.
“Ini agak aneh ya, yang seing ngomongin LFP itu timsesnya, tapi cawapresnya nggak paham LFP itu apa, kan aneh,” kata Gibran.
“Sering bicara LFP-LFP, lithium ferro phospat, Tesla nggak pakai nikel.Ini kan kebohongan publik, mohon maaf, Tesla itu pakai nikel,” kata Gibran.
Saat ini, kata Gibran, Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, dan itu merupakan kekuatan serta bargaining Indonesia.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Food Estate Gagal, Begini Respons Jubir TKN Prabowo-Gibran
“Jangan malah membahas LFP, itu sama saja memproosikan produknya China.”
“Saya nggak tahu Pak Tom Lembong dan timsesnya sering nggak diskusi dengan cawapresnya. Masa cawapresnya nggak paham. Aneh lho,” ujarnya.
Intinya, lanjut Gibran, ada negara yang tidak mau menggunakan nikel, dan apakah Muhaimin juga anti nikel.
Menjawab pertanyaan Gibran, Muhaimin mengatakan, dirinya setuju bahwa potensi sumber daya alam Indonesia harus dipromosikan.
“Saya setuju bahwa potensi sumber saya alam kita harus terus kita promosikan, tetapi harus dicatat, gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hiliriasi tanpa mempertimbangkan ekologi, sosialnya, buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing, dan juga yang terjadi korban kecelakaan.”
“Di sisi yang lain, pemasukan dai nikel kita juga sangat kecil. Dan yang paling parah nikel kita berlebih produknya sehingga bukan harga tawar kita menaik, malah kemudian kita menjadi korban policy kita sendiri,” kata Muhaimin.
Sementara, lanjut Muhaimin, masa depan Indonesia menjadi tidak jelas, dan di sisi lain juga mengorbankan lingkungan dan sosial sekaligus keuntungan yang sangat terbatas untuk negara.
Dalam debat tersebut, awalnya Gibran menanyakan, apakah Muhaimin antinikel, yang dijawab oleh Muhaimin bahwa semua ada etikanya.
“Terima kasih, tenang Pak Gibran, semua ada etikanya, termasuk kita di sini bukan tebak-tebakan definisi, tebak-tebakan singkatan.Kita levelya adalah maslah policy dan kebijakan. Prinsipnya sederhana, semua kembali kepada etika, Pak Gibran. Etika.”
“Etika itu adalah etika lingkungan. Apa pun yang menjadi kebijakan kita, menyangkut produksi, pengambilan tambang sumber daya alam, juga apa pun yang kita gunakan seluruh potensi bangsa ini rujukannya adalah etika lingkungan,” kata Muhaimin.
Menurutnya, intinya adalah keseimbangan antara meletakkan manusia dan alam. Keseimbangan ini, tambah dia, tidak bisa ditawar-tawar.
Baca Juga: Gibran Sampaikan Closing Statement Debat Cawapres: Hilirisasi Kunci, Libatkan Anak Zaman Now
“Agar pembangunan kita berkelanjutan, agar melibatkan semua pihak yang ada, sehingga produksi yang kita munculkan pun, dari tambang, dari lithium, dari apa pun itu tidak sembrono dan tidak sewenang-wenang, bahkan yang lebih parah lagi tidak mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan masa depan.”
“Sekali lagi intinya bukan hanya etika lingkungan, tapi etika bahwa forum ini adalah forum policy yang berharga, jangan-jangan kalau kita tebak-tebakan definisi di sini, saya ragu kita ini levelnya SD, SMP ,atau jangan-jangan ijazah kita palsu semua di sini,” ungkapnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV