> >

Gibran soal Cara Tingkatkan Produktivitas Pangan: Dekatkan Industri Pupuk dengan Lahan Pertanian

Rumah pemilu | 21 Januari 2024, 21:47 WIB
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat keempat Pilpres 2024 atau debat cawapres kedua, Minggu (21/1/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Calon wakil presiden (cawapres) RI nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, berpendapat kawasan industri pupuk perlu didekatkan dengan lahan pertanian untuk meningkatkan produktivitas pangan.

Pernyataan Gibran tersebut disampaikan dalam debat keempat Pilpres 2024 atau debat cawapres kedua di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.

Ia menanggapi jawaban cawapres RI nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, tentang strategi untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan.

Menurut Gibran, kunci untuk meningkatkan produktivitas pangan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi lahan.

“Kuncinya di sini adalah ekstensifikasi dan intensifikasi lahan,” kata Gibran.

“Kemarin, tahun lalu kita udah bangun pabrik pupuk di Fakfak. Kuncinya untuk meningkatkan produktivitas ya kita harus genjot kawasan industri pupuk. Kita dekatkan pupuknya dengan lahan pertaniannya.”

Baca Juga: Mahfud Sebut Deforestasi Hutan Indonesia Capai 12,5 Juta Hektar: 23 Kali Luas Pulau Madura

Dengan didekatkannya lahan pertanian dan kawasan industri pupuk, kata Gibran, otomatis produktivitas akan meningkat.

“Otomatis produktivitas akan meningkat, dan jangan lupa mekanisasi, kita ingin meningkatkan produktivitas para petani.”

“Juga kita melibatkan generasi muda melalui smart farming, pakai IoT untuk melihat PH tanah, keasaman tanah, kesuburan tanah, dan juga penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida,” bebernya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Cak Imin menagatakan Gibran hanya mengulang jawabannya.

“Yang Anda sampaikan hanya mengulang apa yang saya sampaikan. Saya ingin memperdalam lagi bahwa petani kita ini potensinya besar sekali, jumlah petani kita masih sangat besar,” katanya.

“Potensi tanah kita subur masih banyak lagi. Di sisi lain, kita juga memiliki apa yang disebut kebutuhan pangan kita juga pasar yang luar biasa,” tambahnya.

Dalam konteks ini, lanjut Cak Imin, Indonesia memiliki suplai dan permintaan yang sangat kuat.

“Oleh karena itu, pemerintah tidak boleh diam. Turun tangan. Jangan terlalu normatif mengatasi keadaan.”

Sebelumnya, saat menjawab pertanyaan panelis, Cak Imin mengatakan tanpa krisis iklim pun sawah-sawah di Indonesia tidak memiliki irigasi yang memadai.

“Bahkan lebih fatal lagi, dalam mengadakan pengadaan pangan nasional, petani tidak dilibatkan dan hanya melibatkan korporasi. Ini yang harus kita ubah.”

"Kita ingin melihat bahwa potensi petani dan seluruh produk-produknya masih sangat luar biasa, mulai dari pengadaan lahan yang memadai, dalam arti lahan-lahan yang ada melalui reformasi agraria,” tuturnya.

Baca Juga: Tanggapi Gibran soal Baca Catatan, Cak Imin: Anda Hanya Mengulang yang Saya Sampaikan

Kedua, kata dia, petani harus disediakan pupuk dengan harga terjangkau. Apalagi, sambungnya, banyak petani yang sebenarnya punya uang untuk membeli tapi pupuknya tidak ada.

“Di sisi lain kita ingin program perlindungan gagal tanam karena iklim, juga kita berikan, supaya petani kita merasa aman dan yakin dengan produksinya.”

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU