Dalam Debat Cawapres, Mahfud MD Sebut Food Estate Gagal: Rugi Dong Kita
Rumah pemilu | 21 Januari 2024, 20:22 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD, menyentil pemerintah yang dinilai tidak melakukan langkah-langkah untuk menjaga kelestarian lingkungan alam.
Ia kemudian menyinggung proyek lumbung pangan atau food estate yang dianggapnya gagal.
"Saya tidak melihat pemerintah melakukan langkah-langkah yang diperlukan ini untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita maka kami punya program Petani Bangga Bertani di Laut Jaya, Nelayan Sejahtera," kata Mahfud saat memaparkan visi dan misi dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.
"Jangan misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang bener aja, rugi dong kita, sambungnya.
Food estate merupakan program pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Program ini meliputi pencetakan ratusan ribu hektare sawah maupun kebun baru yang tersebar di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Debat Cawapres: Gibran Wacanakan Buka 5 Juta Lapangan Kerja di Sektor Kelestarian Lingkungan
Mahfud juga mengatakan pihaknya akan menggunakan empat tolok ukur untuk mensukseskan sumber daya alam dan pertanian di Indonesia.
"Satu, pemanfaatan. Dua, pemerataan. Tiga, partisipasi masyarakat. Dan kemudian juga penghormatan yang diwariskan secara leluhur kita. Akan digunakan 4 tolok ukur itu," tegasnya.
Sebagai informasi, debat cawapres malam ini mengusung tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjuk Retno Pinasti dari SCTV dan Zilvia Iskandar dari Metro TV sebagai moderator.
Selain moderator, KPU telah memilih 11 panelis yang bertugas dalam debat keempat Pilpres 2024 itu.
Baca Juga: Sampaikan Visi Misi, Cak Imin Kritik Food Estate dan Kepemilikan 500 Ribu Lahan
Berikut daftar 11 panelis dalam debat cawapres kedua malam ini.
1. Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H, M.H (Ahli Hukum Agraria dan Sumber Daya Alam, Universitas Hasanuddin).
2. Dr. Arie Sujito, SP M.Si, (Sosiolog Pedesaan/Dosen Fisipol UGM).
3. Prof. Dr. Arif Satria, SP. MSi (Ahli Ekologi Politik dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Rektor Institut Pertanian Bogor).
4. Dewi Kartika (Ahli Agraria/Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria).
5. Fabby Tumiwa (Ahli Transisi Energi/Direktur Eksekutif Institute Presedential Services Reform).
6. Prof. Dr. Ir. Haryadi Kartodihardjo, MS (Ahli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Fakultas Kehutanaan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor).
7. Prof. Dr. Ir. Ridwan Yahya, M.Sc, (Ahli Kehutanan dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu).
8. Rukka Sombolinggi, SP, M.A (Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara/Ahli Masyarakat Adat).
9. Prof. Sudharto, P. Hadi, Ph.D, (Pakar Manajemen Lingkungan/Rektor Universitas Diponegoro 2010-2015).
10. Prof. Dr. Sulistiyowati Irianto, M.A, (Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia).
11. Ir. Tubagus Furqon Sofhani, M.A, Ph.D (Ahli Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Institute Teknologi Bandung).
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV