Bawaslu Menilai Kualitas Surat Suara Jadi Masalah Krusial Pemilu 2024: Kurang Jelas dan Rusak
Rumah pemilu | 10 Januari 2024, 12:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja menilai kualitas surat suara menjadi masalah yang paling krusial di Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Rahmat Bagja dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (10/1/2024).
“Pertama kualitas surat suara, kita sudah mulai berbicara kualitas surat suara karena ada beberapa temuan di lapangan, surat suara yang seharusnya misalnya warna biru, (jadi warna) orange penandanya,” ucap Bagja.
“Kemudian ada yang nomornya kurang jelas, kemudian juga ada surat suara rusak yang kemudian ada di percetakan dilakukan proses-proses, apa pembakaran sesuai prosedurnya di percetakan, seperti apa, nah itu yang kemudian harus dilihat.”
Baca Juga: Jokowi Jawab Anies yang Heran Presiden Komentari Debat Capres: Saya Berbicara untuk Ketiga Calon
Namun, kata Bagja, untuk mengawasi proses logistik pemilu bukanlah hal yang mudah dilakukan bagi pihaknya. Dalam satu kondisi, Bagja mengungkapkan bukan hanya tidak boleh masuk tapi pernah diminta melepas baju dengan atribusi Bawaslu untuk bisa masuk percetakan.
“Kami juga tahu sebenarnya untuk kemudian agar tidak mengganggu proses, kami ngerti. Tapi kadang-kadang di lapangan dipersulit, pernah ada miskomunikasi misalnya, kami tidak diperkenankan pakai atribut Bawaslu ketika masuk percetakan,” jelas Bagja.
“Saya protes langung ke Pak Sekjen KPU, ini apa-apaan begini caranya, kalau tidak boleh mengawasi kami ya akan kemudian siap head to head dengan KPU, akhirnya diperbolehkan.”
Selain surat suara, Bagja juga mengkritisi sikap tertutup KPU untuk sistem informasi logistik.
Baca Juga: Prabowo Sindir Ada Manusia Muka Tebal: Kita Beri Dukungan Tapi Balasnya Dengan Kedengkian
“Ini terulang kembali, ketertutupan sistem informasi di KPU. Sebenarnya (KPU) harus melakukan terbuka, semakin terbuka, (bukan) semakin tertutup,” ujar Bagja.
“Silog, kami hanya buka di awalnya saja, kedalamannya tidak, kapan dikirim dan bagaimana kan tidak, alurnya tidak, sampai di mana dan bagaimana, seharusnya kan janjinya kan demikian. Jadi surat suara atau logistik terkirim kapan, jam berapa.”
Bagja lebih lanjut juga menyoroti soal distribusi surat suara yang tidak dilakukan dengan petimbangan matang dan cermat. Satu contoh adalah, distribusi surat suara yang berujung pada tergulingnya kendaraan karena beban muatan.
“Itu menjadi persoalan sehingga inilah yang menurut kami juga harus diperbaiki ke depan, ini distributornya apakah tidak mengecek ya kemampuan beban,” kata Bagja.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV