> >

Peneliti Sebut Debat Pilpres Tak Banyak Ubah Pilihan, Justru Menguatkan

Rumah pemilu | 8 Januari 2024, 21:25 WIB
Debat pada kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak cukup mampu mengubah pilihan pemilih, bahkan cenderung menguatkan pilihan masing-masing orang. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Debat pada kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak cukup mampu mengubah pilihan pemilih, bahkan cenderung menguatkan pilihan masing-masing orang.

Penjelasan itu disampaikan oleh Yohan Wahyu, peneliti senior Litbang Kompas, dalam dialog Sapa Indonesia Malam, Senin (8/1/2024), menjawab pertanyaan host tentang pengaruh debat pada elektabilitas.

“Di pertanyaan kami, ini juga pertanyaan yang sama kita tanyakan di jajak pendapat di debat pertama dan debat kedua kemarin, rata-rata sebenarnya cukup rendah ya orang yang menyatakan atau mengaku akan mengubah pilihan,” bebernya.

“Rata-rata di angka 10 persen responden yang menyatakan bahwa debat ini akan menjadi pertimbangan mereka untuk mengubah pilihan.”

Baca Juga: Prabowo Sebut Tak Pantas Bicara Etik, Anies: Kalau Tak Mampu Jawab Jangan Salahkan Penanya

Yohan menegaskan, tidak ada faktor yang cukup besar memengaruhi responden untuk mengubah pilihan setelah menonton debat.

“Jadi memang tidak ada faktor yang cukup besar gitu ya, mampu debat ini mengubah pilihan, ini hanya menguatkan pilihan masing-masing saja.”

“Pemilihnya Pak Prabowo, Pak Anies, dan Pak Ganjar semakin kuat, sementara dari sisi swing voter atau undecided voter ini juga masih menimbang-nimbang, mengkalkulasi,” tuturnya.

Meski demikian, lanjut Yohan,dari angka yang berkisar 10 persen tersebut menjadi harapan bagi semua kandidat.

“Itu menjadi angka harapan bagi semua calon presiden untuk menarik simpati dari pemilih, tidak saja dari undecided voter tapi dari maing-masing pemilih capres ini kan punya potensi swing voter juga.”

Dalam penjelasannya, Yohan juga menjelaskan bahwa berdasarkan jajak pendapat Litbang Kompas, ada tiga isu yang ditanyakan.

Pertama, bagaimana cara menjawabnya dari calon presiden itu, bagaimana penguasaan permasalahannya, dan yang ketiga adalah penampilan secara umum.

Menurutnya, rata-rata responden menilai penampilan Anies dan Ganjar relatif lebih tinggi dibandingkan Prabowo.

“Misalnya, secara umum penampilan kandidat di panggung debat itu, Pak Anies meraih angka 7,9, jadi skor, kita minta responden kasih skor.”

“Sementara Pak Ganjar juga hampir sama, 7,8, dan Pak Prabowo paling rendah 7,1, dibandingkan pak Anies dan Pak Ganjar,” tambahnya.

Hal yang sama juga terbaca pada jawaban pertanyaan tentang kepuasan penampilan secara umum ke responden.

Sebanyak 71,4 persen menyatakan puas pada penampilan Anies, sebanyak 79,7 persen puas pada penampilan Ganjar.

Baca Juga: Gibran Kampanye Bagi-Bagi Susu di Ambon hingga Mertua Kaesang Gelar Doa untuk Kemenangan Prabowo

“Tapi ke Pak Prabowo, sangat rendah, 48,9 persen tingkat kepuasan responden  terhadap penampilan secara umum Pak Prabowo di debat ketiga semalam.”

“Artinya, polanya memang tidak jauh berbeda ya dengan respon netizen di sosial media, bagaimana kemudian Pak Anies dan Pak Ganjar ini relatif mendapat persepsi yang lebih tinggi dibandingkan Pak Prabowo untuk beberapa isu,” tuturnya.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU