Prabowo Minta Ketegasan soal Kenaikan Anggaran Pertahanan, Anies: Penting Sekali untuk Tenang
Rumah pemilu | 8 Januari 2024, 05:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Calon Presiden (Capres) RI nomor urut 2 Prabowo Subianto meminta ketegasan capres nomor urut 1 Anies Baswedan tentang kenaikan anggaran pertahanan satu hingga dua persen.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat ketiga capres, Minggu (7/1/2024) malam setelah beberapa hari sebelumnya Muhaimin Iskandar, cawapres Anies Baswedan mempertanyakan pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista).
“Saya cukup kaget karena beberapa hari yang lalu calon wakil presiden bapak menyampaikan bahwa negara kita tidak dalam keadaan perang, sehingga untuk apa kita harus beli alat perang,” kata Prabowo, dikutip dari tayangan Live KompasTV.
Baca Juga: Closing Statement Anies di Debat Capres: Janji Gaji TNI-Polri Naik Tiap Tahun dan Punya Rumah Dinas
“Tapi hari ini bapak mengatakan setuju dengan kenaikan anggaran satu sampai dua persen, jadi saya minta ketegasan.”
Prabowo juga menyebut bahwa data-data yang dipegang oleh Anies adalah keliru.
“Saya sangat transparan, dan semua partai yang mengusung Bapak Profesor Anies, mendukung APBN, berarti mendukung program saya, termasuk PDI-P di Komisi I.”
Merespons hal itu, Anies mengatakan, kita butuh pertahanan yang sesuai dengan ancaman nyata di depan kita.
Ancaman itu, kata dia dirasakan bukan saja di dalam batas-batas teritorial, tetapi juga di keluarga. Ia mencontohkan penipuan online, peretasan, judi online, ancaman-ancaman terorisme.
“Itu semua membutuhkan perhatian, jadi bukan memutuskan belanja alutsista berdasarkan selera dan berdasarkan preferensi masa lalu, tapi justru harus mencerminkan kebutuhan masa depan.”
“Inilah yang menurut kami penting. Anggarannya perlu kita tingkatkan, tetapi jangan keliru, ancamannya juga mengalami pergeseran,” tambah Anies.
Itulah sebabnya, kata Anies, mengaap kita melihat perlunya ada strategi yang baik. Agar kekuatan yang kita miliki mereka bisa bekerja dengan optimal.
“Lalu, Pak Prabowo yang saya hormati, ini bukan soal pribadi, ini soal negara, ini soal policy, penjelasannya ya di ruang ini, bukan di ruang-ruang tertutup yang tidak diketahui oleh publik.”
“Justru kalau bapak mengetahui datanya salah, tunjukkan di tempat ini, sehingga publik bisa mengetahui, bukan dalam pertemuan-pertemuan lain yang tidak jelas dari mana kita bisa menilai akurasinya,” beber Anies.
Anies soal pentingnya sikap tidak emosional hadapi persoalan negara
Dalam debat itu, Anies juga menyampaikan pentingnya bersikap tenang dan tidak emosional dalam menghadapi persoalan negara.
“Penting sekali untuk kita tenang, dingin, jangan emosional dalam menghadapi persoalan-persoalan kenegaraan, dalam menghadapi persoalan-persoalan pertahanan.”
Merespons jawaban Anies, Prabowo mengatakan dirinya tidak membahas program dalam forum tertutup tetapi di DPR.
Baca Juga: Anies ke Prabowo: Penting Sekali untuk Tenang, Jangan Emosional
“Pak Anies, Pak Anies, saya tidak bicara tertutup. Saya bicara di Dewan Perwakilan Rakyat, Komisi I, di mana semua prtai yang mengusung Bapak hadir dan menyetujui yang saya ajukan.”
“Sekarang watunya nggak ada, jadi saya mengundang, kita bicara terbuka, silakan. Tapi saya ingatkan, bapak cinta atau tidak dengan negara ini? Masa kita mau buka semua kekurangan kita, semua maalah kita, kita buka di depan umum, apakah itu pantas?” kata Prabowo bertanya.
Menurut Prabowo, di negara maju sekali pun, ada masalah yang dirahasiakan.
Anies pun kembali menjawab pertanyaan Prabowo dengan mengatakan tidak ada yang perlu dirahasiakan.
“Bapak presiden menyampaikan, Bapak punya lahan lebih dari 340 ribu hektar, sementara TNI kita, prajurit kita, lebih dari separuh tidak punya rumah dinas. Itu fakta. Tidak perlu dibicarakan secara tertutup, itu kekurangan yang harus kita perbaiki.”
“Tadi bapak mengatakan akan meningkatkan kesejahteraan, Pak, Bapak ini sudah Menhan selama 4 tahun, hampir 5 tahun, bukan calon Menhan. Jadi seharusnya menunjukkan, inilah yang sudah saya kerjakan, bukan mengatakan apa yang akan dilakukan,” tambah Anies.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV