Prabowo Sambangi PWI, Bahas Demokrasi dan Program Susu Gratis untuk Anak Indonesia
Politik | 4 Januari 2024, 23:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mendatangi kantor pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Kehadiran Prabowo ini untuk memenuhi undangan PWI berdialog dengan insan pers mengenai demokrasi dan kebebasan pers. Ia menilai tanpa ada kebebasan pers, demokrasi di tanah air tidak akan berjalan.
Prabowo mengaku posisinya saat ini merupakan wujud dari pers yang sehat. Ia juga tidak memungkiri masyarakat mengenalnya lantaran sudah empat mencalonkan diri di pemilihan presiden dan wakil presiden.
Namun usaha tersebut diyakini tidak akan sia-sia karena semua berporses dalam sebuah demokrasi.
"Saudara-saudara saya orang yang percaya dengan demokrasi. Saya kira saya sudah buktikan komitmen saya terhadap demokrasi," ujarnya saat dialog di kantor pusat PWI, Kamis (4/1/2024).
Baca Juga: Bawaslu Jakarta Pusat Temukan Dugaan Pelanggaran Hukum saat Gibran Bagi-Bagi Susu di CFD
Prabowo menambahkan proses demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan baik. Salah satunya mengenai kesempatan perempuan untuk menjadi pemimpin.
Di bidang politik, perempuan sudah diberi tempat untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Bahkan Indonesia pernah dipimpin oleh presiden perempuan, Megawati Soekarnoputri.
Saat ini perempuan menjadi pemimpin di DPR dan ketua komisi I DPR yang sering meminta kehadiran Prabowo juga berasal dari perempuan.
"Saya percaya pemimpin-pemimpin perempuan akan menonjol," ujar Prabowo.
Di kesempatan tersebut Prabowo mendapat pertanyaan mengenai program susu dan makan gratis yang digagasnya.
Baca Juga: [FULL] Sambutan Prabowo Saat Acara Dialog dengan Persatuan Wartawan Indonesia
Program tersebut dinilai akan membebani APBN dan akan sulit menjaring investor lantaran Indonesia sedang membangun Ibu Kota Nusantara.
Menurut Prabowo, program susu gratis ini sebenarnya sudah pernah dilaksanakan di era Orde Baru. Kala itu ada regulasi untuk mewajibkan perusahaan importir membeli susu dari peternak dalam negeri. Saat itu produksi susu di Indonesia yang dikonsumsi mencapai 50 persen.
Prabowo juga menjelaskan tidak menutup kemungkinan akan ada pengembangan susu di tanah air dengan mendatangkan sapi dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan susu bagi anak Indonesia.
"Kalau anak Indonesia minum 500 CC, kita butuh sekitar 40 juta liter, berarti kita butuh sapi perah minimal 2,5 juta. Jadi harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi," ujar Prabowo.
"Tapi ini tidak instan yang pasti harus ada kemauan. Anak-anak kita tertuama ekonomi lemah kita harus berpihak, kita tidak bisa menunggu lagi," sambung Prabowo.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV