> >

Profil Singkat Rizal Ramli, dari Aktivis Mahasiswa ITB hingga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman

Humaniora | 2 Januari 2024, 23:35 WIB
Foto arsip. Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli (kiri) bersama kuasa hukumnya Refly Harun (kanan) berjalan untuk mendaftarkan gugatan ke bagian penerimaan perkara konstitusi di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (4/9/2020) (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (2/1/2024) malam.

Sepak terjangnya di dunia politik bukan dimulai ketika berada di dalam pemerintahan, melainkan saat masih menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia merupakan alumnus ITB tahun 1973.

Semasa kuliah, Rizal pernah menjadi Wakil Dewan Mahasiswa ITB yang membuat kampanye gerakan anti-kebodohan.

Kampanye itu ia buat usai menyaksikan kondisi anak Indonesia yang tak mampu sekolah karena ketimpangan ekonomi. 

Rizal yang berkesempatan untuk mengikuti short-course ke University Tokyo Jepang pada tahun 1975 melihat bahwa Negeri Sakura itu memiliki program wajib belajar sehingga sumber daya manusianya sangat bagus.

Kiprahnya sebagai aktivis mahasiswa membuat Rizal pernah menjadi tahanan politik. Ia dijebloskan ke Lapas Sukamiskin Bandung karena menginisiasi Buku Putih Perjuangan Mahasiswa Indonesia berisi kritik untuk rezim Orde Baru serta terlibat dalam gerakan aksi mahasiswa pada 1978 yang menuntut demokrasi dan pembangunan ekonomi.

Baca Juga: Rizal Ramli Meninggal Dunia, Chatib Basri hingga Alisa Wahid Ucapkan Belasungkawa

Lelaki yang lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954 itu ditangkap bersama ratusan aktivis mahasiswa lainnya.

Pada tahun 1984, Rizal melanjutkan studi ke Boston University di Amerika Serikat dan menempuh pendidikan hingga jenjang doktoral di sana hingga lulus pada tahun 1990.

Sekembalinya Rizal ke Indonesia, ia dan teman-temannya alumni ITB dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mendirikan lembaga think thank Econit Advisory Group.

Analisis tajam Rizal terkait ekonomi membuat dirinya menjadi salah satu ekonom Indonesia yang diperhitungkan.

Usai masa Orde Baru, Rizal diminta Presiden BJ Habibie untuk menjadi menteri, namun ia menolak. Akan tetapi, saat Presiden Abdurrahman Wahid memimpin Indonesia, Rizal mau menerima tawaran jabatan sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) pada tahun 2000 menggantikan Pjs. Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla. 

Kinerjanya yang cemerlang, membuat Rizal dipercaya menjadi menteri. Gus Dur mengangkat Rizal sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK).

Baca Juga: Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli Meninggal Dunia di Usia 69 Tahun

Saat menjadi menteri sekaligus Ketua KKSK, Rizal berhasil mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan di Tanah Air berkurang hingga sebesar sepuluh juta dalam dua tahun.

Gus Dur kemudian menempatkan Rizal sebagai Menteri Keuangan. Sayangnya, ia menempati jabatan tersebut dalam waktu yang singkat, sejak Juli hingga Agustus 2021, karena jatuhnya pemerintahan Presiden Gus Dur.

Usai berhenti menjadi menteri, Rizal Ramli ditunjuk menjadi komisaris utama di beberapa perusahaan BUMN.

Rizal Ramli ditunjuk menjadi komisaris utama di Bank BNI.

Namun, belum genap enam bulan, Rizal Ramli dipercaya oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menko Kemaritiman pada Agustus 2015.

Rizal Ramli tetap mengkritisi kebijakan pemerintah sehingga akhirnya posisinya diganti oleh Luhut Binsar Pandjaitan.

Pada Juli 2016, Rizal Ramli melepas jabatannya sebagai Menko Kemaritiman.

Ia lantas menjadi dosen pengajar Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya. 

Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.

Kini Rizal menutup usia pada usia 69 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Kabar meninggalnya Rizal Ramli disampaikan pihak keluarga melalui pernyataan lewat pesan singkat pada Selasa (2/1/2024) malam.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kami segenap keluarga memohon maaf jika ada kesalahan beliau selama hidupnya," bunyi pernyataan yang diterima KompasTV.

Sejumlah tokoh nasional mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli pada Selasa (2/1/2024) malam.

Salah satu tokoh yang mengungkapkan rasa belasungkawa ialah mantan Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita atas meninggalnya senior saya Dr. Rizal Ramli," tulis Chatib di media sosial X (Twitter), Selasa malam.

Menteri keuangan era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itupun mengenang kebersamaannya bersama Rizal Ramli.

"Saya mengenal Rizal sejak zaman mahasiswa dulu. Ekonom yang cemerlang, aktivis yang gigih," kenang Chatib yang kini mengajar sebagai dosen senior di Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia itu.

"Saat saya di pemerintahan kritiknya bukan main pedasnya. Tapi saya tahu itu dibutuhkan untuk Indonesia yang lebih baik. Selamat jalan Bang Rizal. Kehilangan besar untuk Indonesia," pungkasnya.

 

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Berbagai sumber


TERBARU