> >

Ganjar Ingin Hidupkan Kembali KUD untuk Distribusi Pupuk: Pasti Jalan, Lebih Enak

Rumah pemilu | 2 Januari 2024, 13:05 WIB
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, saat menemui para petani di Desa Wilalung, Kabupaten Demak Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). (Sumber: Antara/Devi Nindy)

DEMAK, KOMPAS.TV - Calon presiden (capres) RI nomor urut 3, Ganjar Pranowo, ingin menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD) untuk pendistribusian pupuk subsidi.

Wacana tersebut disampaikan Ganjar saat menemui para petani di Desa Wilalung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

Ganjar mendengarkan keluhan para petani yang mengatakan sedang terlilit utang dan mengalami kesulitan mendapatkan pupuk.

Mantan gubernur Jawa Tengah itu mengaku dapat memahami bahwa subsidi pupuk makin lama makin berkurang. Ia meminta para petani tidak menggunakan pupuk secara berlebihan.

"Nah kalau perlu, kalau perlu nggeh (kalau perlu ya), hidupkan kembali KUD (Koperasi Unit Desa),” kata Ganjar, dikutip Antara.

“Distribusi pupuk subsidi lewat KUD. Ini mesti mlaku mele, luwe penak, (Ini pasti jalan, lebih enak) oke bro?" tambah Ganjar.

Baca Juga: Relawan Dikeroyok, Ganjar: Usut Tuntas Lewat Pengadilan

Dalam kegiatan tersebut, Ganjar juga menebar janji politiknya berupa program pemutihan utang petani.

Program tersebut terintegrasi dengan program KTP Sakti yang tujuannya agar pendataan bantuan para petani menjadi lebih jelas dan terarah.

Sebelumnya, para petani mengadu kepada Ganjar mengenai sejumlah hambatan pada usaha mereka.

Hambatan itu di antaranya musim kemarau panjang, harga gabah melambung, sulit mendapat pupuk hingga adanya mafia. Karena hambatan-hambatan itu, para petani mengaku harus berutang demi bisa bercocok tanam kembali.

Baca Juga: Gibran Angkat Bicara Kasus Pengeroyokan Relawan Ganjar di Boyolali

Menurut para petani, utang tersebut disebabkan selain karena pembayaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang macet, juga karena Kartu Tani mereka diblokir sehingga harus mencari jasa penutup utang.

“Petani banyak diblokir kartu taninya dari tahun 2019, pak. Utang Rp50 juta, pas enggak lancar (angsuran), minta tolong jasa penutup per Rp10 juta, bayar Rp250 ribu,” kata salah seorang petani.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU