> >

Sepenggal Kisah Lagu Galang Rambu Anarki: Pemilu, Tahun Baru dan Harga-harga Melambung Tinggi

Humaniora | 26 Desember 2023, 02:00 WIB
Iwan Fals Rilis Lagu Selamat di Hari Ulang Tahun (Sumber: Kompas.com/ANDIKA ADITIA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu lagu dari Iwan Fals yang hingga kini masih sering dinyanyikan adalah "Galang Rambu Anarki". Lagu yang tercipta pada tahun 1982 itu, dibuat untuk menyambut kelahiran anak sang musisi yang diberi nama "Galang Rambu Anarki" yang lahir tepat 1 Januari 1982.

Dalam YouTube Iwan Fals Musica, yang sudah lama bisa disaksikan oleh publik, pemilik nama asli Virgiawan Listanto itu mengungkap kisah di balik lagu itu dalam program Ngalor Ngidulnya Iwan Fals.

"Saya sebagai keluarga muda, dapat anak pertama itu cukup belingsatan juga saat menyambut keberadaannya, tapi alhamdulillah lancar semua," kata Iwan Fals. Namun, pada saat yang sama dia juga lumayan bingung dengan suasana yang ada. Niatnya akan merekam kelahiran anak pertamanya dengan mempersiapkan kamera, malah tidak terpakai. 

Baca Juga: Insiden 42 Tahun Lalu, Ketika Tampomas II Tenggelam, Menginspirasi Iwan Fals Membuat Lagu

"Pada prakteknya begitu saya masuk ke ruangan itu, malah nggak kepakai kamera itu, karena yang ada tegang aja, akhirnya saya gak ambil rekaman itu dan hanya suport istri saya," katanya. Akhirnya, untuk meluapkan rasa gembiranya, Iwan keluar ruangan dan hanya ingin merokok.

"Tapi begitu sampai ke depan, saya lari saya teriak sekeras kerasnya, terharu saya, ada manusia di dalam perut bisa lahir, itu pengalaman luar biasa buat saya," ungkapnya.

Kala itu bertepatan dengan pergantian tahun sehingga teriaknya itu tersamarkan dengan suara terompet tahun baru.

Namun, setelah jadi lagu, ternyata banyak disukai publik kala itu. Terdapat dalam album "Opini" yang dirilis tahun 1982, lagu ini bukan sekadar ungkapan seorang ayah yang gembira atas kelahiran anaknya, tapi juga merekam kondisi yang saat itu terjadi. Sebab, di era Orde Baru itu sedang berada dalam momen jelang pemilu 1982, tepatnya pada 4 Mei 1982. Namun kampanye sudah mulai marak sejak awal tahun.

Pada tahun baru 1982 itu juga, harga bahan bakar minyak naik di era Presiden Soeharto. Kenaikan efektif terjadi pada 4 Januari 1982, yaitu harga Premium Rp240 dan solar Rp85 atau 60 persen dari harga sebelumnya.

Tak pelak, kenaikan harga BBM ini langsung mendongkrak harga-harga komoditas saat itu sehingga banyak rakyat yang menjerit. Termasuk harga susu bayi yang membuat para orang tua kelimpungan. Namun di zaman Orde Baru, tak banyak protes yang dilakukan.

Dikutip dari Soehartolibrary.com, melalui Keputusan Presiden No. 1/1982, ditetapkan bahwa pemerintah memutuskan menaikkan harga jual BBM di dalam negeri yang berlaku mulai jam 00.00 tanggal 4 Januari 1982. "Latar belakang dinaikkannya harga BBM menurut Menteri Subroto adalah untuk mengalihkan sebagian biaya subsidi BBM kepada biaya pelaksanaan pembangunan," demikian penjelasan situs berisi berita-berita tentang Presiden Soeharto itu. 

Rupanya, peristiwa-peristiwa itulah yang mendasari lagu "Galang Rambu Anarki" tercipta. Dengan lirik sederhana tapi menyentuh lagu ini masih terus dinyanyikan dan tampaknya masih relevan sampai saat ini. Begini liriknya: 

 Baca Juga: Rilis Lagu "Kanjuruhan", Iwan Fals Cerita tentang Gas Air Mata hingga Kebodohan dan Kemunafikan

Galang rambu anarki anakku
Lahir awal januari menjelang pemilu
Galang rambu anarki dengarlah
Terompet tahun baru menyambutmu
Galang rambu anarki ingatlah
Tangisan pertamamu ditandai bbm
Membumbung tinggi
Maafkan kedua orangtuamu
Kalau tak mampu beli susu
Bbm naik tinggi
Susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang rambu anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Galang rambu anarki dengarlah
Terompet tahun baru menyambutmu
Galang rambu anarki ingatlah
Tangisan pertamamu ditandai bbm
Melambung tinggi
Maafkan kedua orangtuamu
Kalau tak mampu beli susu
Bbm naik tinggi
Susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang rambu anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu

Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU