> >

Cak Imin Jawab Saat Disinggung SGIE: Saya Cari di Google Ternyata Sego Goreng Iwak Endog

Rumah pemilu | 24 Desember 2023, 20:35 WIB
Cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023). (Sumber: Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Calon wakil presiden atau cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, buka suara menyinggung singkatan SGIE yang sempat ditanyakan oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Diketahui, Wali Kota Solo Gibran melontarkan pertanyaan kepada Muhaimin Iskandar mengenai SGIE dalam debat cawapres pada Jumat (22/12/2023) lalu.

Terkait hal itu, pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut sambil bergurau menyampaikan kepanjangan baru dari akronim SGIE yang mengarah pada nama makanan.

Baca Juga: Kata Timnas AMIN soal Gibran Sindir Cak Imin Ikut Potong Tumpeng di IKN Tapi Sekarang Menolak

Menurut Cak Imin, kepanjangan dari SGIE merupakan nama makanan dengan bahasa Jawa, yaitu nasi goreng ikan telur.

"Soal singkatan saja, ternyata saya cari di Google itu tadi sego goreng iwak endog," kata Cak Imin di Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu, (24/12/2023).

Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan bahwa pertanyaan Gibran Rakabuming mengenai ekonomi syariah sudah dia jawab dengan baik dalam debat cawapres tersebut.

Cak Imin mengaku telah menjelaskan bagaimana pentingnya ekonomi syariah di Indonesia yang memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia.

"Saya jawab bagus kan soal bank syariah, soal ekonomi berbasis halal kan itu saya jawab bagus jawaban saya," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB itu.

Baca Juga: Bingung Ditanya soal "SGIE" oleh Gibran, Cak Imin: Saya Lupa Singkatannya

Seperti diketahui, cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menanyakan kepada Cak Imin tentang upaya yang akan dilakukan agar peringkat Indonesiadi SGIE.

Demikian pertanyaan itu disampaikan dalam debat perdana cawapres atau debat kedua Pilpres 2024, di JCC, Jumat (22/12/2023) malam.

“Gus Muhaimin ini adalah Ketua Umum dari partai PKB, saya yakin Gus Muhaimin paham sekali masalah ini. Bagaimana upaya Gus Muhaimin menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?” tanya Gibran, dikutip dari tayangan Live Debat Cawapres di KompasTV.

Menjawab pertanyaan itu, semula Cak Imin mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan SGIE.

“Terus terang SGIE saya enggak paham. Saya tidak pernah mendengar istilah SGIE,” jawab Cak Imin.

Merespons hal itu, Gibran kemudian menjelaskan apa yang dimaksud dengan SGIE kepada Muhaimin tersebut.

Baca Juga: Soal SGIE Gibran di Debat Cawapres, TPN Desak KPU Tegas: Nanti akan Saling Menjebak soal Singkatan

“Gus, kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah, otomatis kita harus mengerti juga tentang SGIE.”

“SGIE adalah state of global islamic economy. Misalnya yang sekarang sudah masuk 10 besar adalah makanan halal kita, skincare halal kita, fashion kita. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya Gus,” ucap Gibran meminta maaf.

Muhaimin lantas kembali menjawab dan menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut merupakan sesuatu yang penting.

“Terima kasih. Memang pertanyaan ini sungguh penting, karena  Indonesia dengan jumlah umat Islam yang terbanyak di dunia sekaligus bukan saja pasar ekonomi syariah, pasar pariwisata halal, pasar perbankan syariah tetapi sekaligus punya potensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia,” jawab Cak Imin.

“Nah, posisi kita yang masih di bawah ini membutuhkan angkah-langkah penting, agar yang disebut SGIE ini menjadi kita menaikkan peringkat kita.”

Baca Juga: Tanya SGIE ke Muhaimin dan Regulasi Carbon Capture and Storage, Gibran Buat Debat Cawapres Panas

Menurut Muhaimin, ada beberapa hal yang bisa dilakukan termauk menyiapkan regulasi agar tumbuh kembang industri halal dapat terlaksana.

“Ada beberapa hal yang bia kita lakukan. Pertama, pemerintah perlu menyiapkan seluruh perangkat regulasi agar tumbuh kembang seluruh industri halal termasuk bagaimana membantu sertifikasi secara murah bahkan gratis, terutama bagi UMKM kita,” kata Cak Imin.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU