> >

Gibran Disebut Tiru Cara Debat Jokowi pada Pilpres 2019, Ganjar: Namanya Juga Anaknya

Rumah pemilu | 23 Desember 2023, 16:18 WIB
Foto arsip. Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat menghadiri undangan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo), Kamis (14/12/2023). (Sumber: YouTube Inkindo)

INDRAMAYU, KOMPAS.TV - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut cara debat calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka meniru Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ya meniru cara Jokowi, namanya juga anaknya," kata Ganjar di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (23/12/2023).

Pernyataan tersebut dituturkan Ganjar usai menanggapi istilah State of the Global Islamic Economy (SGIE) yang dilontarkan Gibran saat debat perdana cawapres, Jumat (22/12) malam.

Menurut Ganjar, penggunaan istilah SGIE yang diucapkan Gibran dengan ejaan Bahasa Indonesia merupakan teknik debat seperti yang pernah dilakukan Jokowi.

"Kalau itu SGIE, kalau mungkin membacanya pakai bahasa Inggris, es-ji-ai-i umpamanya begitu, orang akan berpikir dulu itu apa," jelas Ganjar.

"Tapi dalam teknik debat, debat presiden sebelumnya juga pernah terjadi seperti itu," sambung capres di Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 itu.

Baca Juga: Dalam Debat Cawapres, Gibran Bertanya soal SGIE, Cak Imin: Terus Terang Saya Nggak Paham

Menurut Ganjar, sebenarnya akan lebih baik kalau penggunaan akronim yang tidak umum seperti itu disampaikan juga substansinya, agar tidak menimbulkan kebingungan yang mendengarnya.

Akan tetapi, Ganjar tidak mempermasalahkan strategi Gibran pada debat cawapres semalam yang tak menjelaskan substansi dari akronim SGIE. 

Sebab, kata Ganjar, mungkin Gibran sengaja hendak membuat lawan debatnya sulit menjawab pertanyaan yang diajukan. 

Sebelumnya, saat sesi tanya-jawab antarcawapres, Gibran bertanya kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tentang cara meningkatkan peringkat di SGIE.

Mulanya, Gibran menyebut Muhaimin atau Cak Imin yang merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pasti tahu SGIE.

"Gus Muhaimin ini adalah Ketua Umum dari Partai PKB, saya yakin sekali Gus Muhaimin paham sekali untuk masalah ini," ucap Gibran di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Jumat (22/12/2023) malam.

"Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE? Terima kasih," sambung putra sulung Presiden Jokowi itu, dikutip dari tayangan Live Debat Cawapres di KompasTV.

Baca Juga: Momen Gibran Sebut Mahfud MD dan Cak Imin Tak Paham dengan Penjelasannya soal Infrastruktur Sosial

Mendengar pertanyaan tersebut, Muhaimin lantas meminta Gibran untuk memperjelas kata SGIE.

Cak Imin pun mengaku dirinya tidak paham dengan singkatan SGIE.

"Terus terang SGIE saya nggak paham, SGIE itu apa?" tanya Cak Imin.

Setelah itu, moderator lantas memberikan waktu satu menit untuk Gibran untuk menjawab pertanyaan Cak Imin tersebut.

"Kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah, otomatis kita harus ngerti juga masalah SGIE, SGIE itu adalah State of Global Islamic Economy," jawab Gibran menjelaskan.

Sebagai informasi, SGIE adalah laporan tahunan yang dibuat oleh Dinar Standard, lembaga kajian internasional yang fokus pada ekonomi Islam global, termasuk di dalamnya perdagangan dan industri produk halal.

SGIE memuat tentang Indikator Ekonomi Islam Global atau The Global Islamic Economy Indicator.

Baca Juga: Gibran Sebut Cak Imin Aneh, Tolak IKN Tapi Mau Bangun Puluhan Kota seperti Jakarta

Melansir penjelasan Kementerian Agama Republik Indonesia, pada SGIE Report tahun 2022, Dinar Standard menyebutkan Indonesia berada di posisi keempat dalam perekonomian syariah global.

Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirate Arab. 

CEO DinarStandard Rafi-uddin Shikoh pada 27 Januari 2023 menyampaikan, meski tetap berada di peringkat yang sama seperti tahun lalu, Indonesia mengalami kenaikan signifikan di sektor makanan halal. 

Indonesia naik dua peringkat ke posisi kedua dalam sektor halal food.

 

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU