> >

Pengangguran Tinggi, Survei Litbang Kompas Ungkap 58,9% Ingin Tema Debat soal Ekonomi Kerakyatan

Politik | 21 Desember 2023, 13:30 WIB
Ilustrasi tingkat pengangguran terbuka (TPT) di DKI Jakarta. (Sumber: KONTAN/Cheppy A. Muchlis)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tak bisa dipungkiri bahwa pengangguran di Indonesia masih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang per Agustus 2023, dari total 147,71 juta angkatan kerja.

Tidak mengherankan bila survei Litbang Kompas pada 18-20 Desember 2023 mengungkapkan, dari delapan tema yang sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), perhatian publik terkonsentrasi pada satu tema besar, yakni ekonomi, baik kerakyatan maupun digital.

"Lebih dari separuh responden (58,9 persen) berharap tema ekonomi kerakyatan mendapatkan porsi besar dalam debat tersebut. Penantian itu datang dari semua lapisan responden, terutama kelompok sosial ekonomi menengah bawah," demikian hasil survei Litbang Kompas, dikutip dari Kompas.id. 

Dari angka tersebut, responden juga memberi perhatian tertinggi terhadap topik penyediaan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, yaitu sebanyak 32,9 persen. Kemudian diikuti oleh topik pengendalian harga-harga (barang dan jasa) sebanyak 23,8 persen.

Baca Juga: Ibas Ingatkan Pemerintah: APBN Harus Digunakan untuk Kurangi Pengangguran dan Kemiskinan

Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) edisi November 2023 menunjukkan, kondisi ekonomi masyarakat yang belum membaik, di antaranya didera banyak cicilan. Kondisi keuangan masyarakat memburuk di tengah lonjakan harga pangan dan menyempitnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Pendapatan yang tidak bertambah mengikis kemampuan masyarakat untuk menabung.

Di sisi lain, alokasi pendapatan semakin banyak yang tersedot untuk membayar cicilan utang. Bahkan, kenaikan beban utang membuat alokasi pendapatan masyarakat untuk konsumsi ikut terkikis. 

Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan alokasi pendapatan untuk membayar cicilan utang melonjak dari 8,8 persen pada Oktober 2023 menjadi 9,3 persen pada November 2023. Kondisi ini menurunkan kemampuan masyarakat untuk menabung dengan penurunan proporsi tabungan dari 15,7 persen dari pendapatan pada Oktober 2023 menjadi 15,4 persen pada November 2023.

Baca Juga: Kepuasan Publik Terhadap Jokowi-Maruf Naik, Tapi Pengangguran Masih Jadi PR

Dalam empat tahun terakhir, nilai konsumsi rata-rata atau biaya hidup rumah tangga per bulan di Indonesia naik di kisaran Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Ini tecermin dari 10 kota dengan biaya hidup tertinggi hasil Survei Biaya Hidup 2022.

Biaya hidup rumah tangga di Jakarta, contohnya, naik Rp1,43 juta per bulan menjadi Rp14,88 juta per bulan.

Mampukah para calon wakil presiden memberikan gagasan yang jitu mengatasi pengangguran dan hidup yang makin sulit? Kita tunggu. 


 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU