Covid-19 Varian JN.1 Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Kenaikan Kasus Masih Terkendali
Peristiwa | 19 Desember 2023, 18:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan, meski ada kenaikan kasus Covid-19 varian JN.1, tetapi situasi masih terkendali, Selasa (19/12/2023).
Menurut Imran, indikator penting yang diamati termasuk jumlah kasus, kebutuhan rawat inap, dan khususnya, jumlah pasien yang memerlukan perawatan intensif di unit perawatan intensif atau ICU.
Saat ini, tingkat kebutuhan ICU masih rendah, menandakan bahwa varian JN.1 belum menyebabkan kondisi kritis yang signifikan.
Baca Juga: Dua Pasien Covid-19 di Palembang dan Tarakan Meninggal Dunia, Punya Komorbid dan Belum Vaksin
"Jumlah yang dirawat di ICU masih enggak banyak, orang yang sakit saat ini masih belum membutuhkan ICU, karena untuk melihat seberapa berbahaya Covid-19 ini kita melihat tiga aspek, mulai jumlah kasus, jumlah orang yang perlu rawat inap, dan jumlah orang yang perlu masuk ke ICU," ujar Imran dikutip dari Antara.
Mitigasi dan Persiapan Menghadapi Lonjakan Kasus
Imran menegaskan pentingnya mitigasi, terutama menjelang akhir tahun ketika lonjakan kasus sering terjadi.
Pemerintah telah menginstruksikan rumah sakit untuk mempersiapkan pasokan oksigen dan obat-obatan yang diperlukan.
Baca Juga: Covid-19 Varian JN.1 Ditemukan di Jakarta dan Batam, Dikhawatirkan Pengaruhi Pola Penularan
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus dan memastikan bahwa sistem kesehatan siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul.
"Kita sudah sampaikan ke rumah sakit-rumah sakit kalau harus menyiapkan oksigen dan obat-obatannya, itu sudah kami lakukan, sehingga kalau terjadi lonjakan, kita enggak gagap," ujar dia.
Hingga saat ini, tidak ada mutasi baru virus Covid-19 selain varian JN.1 yang merupakan galur dari varian Omicron.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta, Wakil Presiden: Pemerintah Sudah Mulai Monitor
Kemenkes bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memantau lokasi wisata dan mengantisipasi peningkatan jumlah pengunjung selama libur Natal dan Tahun Baru. Monitoring ini termasuk pengawasan atas tingkat keterisian ICU dan kebutuhan perawatan serius.
"Potensi (peningkatan kasus Covid-19) pasti ada karena orang kan mobilitas. Tempat-tempat wisata juga penuh, tetapi yang dijaga itu kita terus memonitor apakah ada kasus baru dengan galur baru selain Omicron," tuturnya.
Kemenkes telah mengirim edaran kepada pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan, termasuk ketersediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan logistik.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di DKI Naik, Masyarakat Gunakan Transportasi Umum Diminta Pakai Masker
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan juga telah menginstruksikan fasilitas kesehatan untuk bersiap menghadapi akhir tahun.
"Kita selalu memantau tingkat keterisian ICU nya, berapa yang membutuhkan perawatan serius, kalau di rumah sakit itu masih cukup banyak ketersediaan, berarti masih terkendali," lanjut Imran.
Imran mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan mengurangi mobilitas yang tidak penting.
Bagi yang belum mendapatkan vaksin penguat atau booster, disarankan untuk segera mendapatkannya di fasilitas kesehatan terdekat.
Penulis : Danang Suryo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV