> >

Soal Guyonan Heru Budi ASN Tak Berkinerja Baik Dipindahkan ke IKN, KAHMI: Justru Memotivasi

Peristiwa | 30 November 2023, 20:39 WIB
Ketua Umum Korps Alumni HMI Jakarta Raya (KAHMI Jaya), M. Ichwan Ridwan berkomentar soal pidato Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. (Sumber: Press release)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta Raya (KAHMI Jaya) M. Ichwan Ridwan menilai tidak ada yang salah dengan pidato Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terkait dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ketum KAHMI yang biasa dipanggil Boim ini menuturkan, pidato Heru tidak berarti bisa ditafsirkan bahwa IKN merupakan tempat yang ditakuti oleh para ASN.

Faktanya, kata Boim, Heru juga memberikan motivasi bagi ASN yang ingin segera naik jabatan melalui kinerja yang baik di IKN.

"Kita melihat objektif saja dari berbagai sudut pandang, nyatanya ada motivasi dari Pak PJ bagi siapa saja pegawai yang ingin naik jabatan, ya peluang kerja di IKN salah satunya. Ini kan baik, artinya mereka yang siap di IKN adalah SDM yang punya etos kerja tinggi dan siap mengabdi di sana," ujar Boim di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Lebih lanjut Boim menjelaskan, pihaknya tidak melihat adanya pesan miring dari Heru yang dianggap menyudutkan IKN.

Baca Juga: Banjir dengan Ketinggian 1 Meter Rendam Sejumlah Kawasan di Jakarta

Boim yakin bahwa Heru sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasatpres) RI akan mendukung penuh pembangunan IKN sesuai program yang dijalankan Jokowi.

"Soal ibu kota pindah, saya hakulyakin, bukan hanya Pak PJ kok yang mendukung, masyarakat Betawi juga sangat setuju kalau ibu kota pindah. Nah, terkait isi pidato juga kan mesti dilihat juga konteksnya, bisa jadi Pak PJ ingin suasana forum kemarin itu lebih mencair, nggak kaku, makanya suasananya lebih akrab tuh pegawai-pegawai," ungkapnya.

Boim pun mengajak semua pihak untuk tidak mudah tersulut dan bersama-sama menjaga Jakarta agar tetap sejuk, tertib dan damai, terutama di tengah dinamika politik pemilihan presiden (Pilpres) yang tensinya kian meninggi.

"KAHMI Jaya tentu mendukung setiap program Pemda untuk kemajuan kota dan kesejahteraan masyarakat. Jadi, kita ini juga tanggung jawab bersama bagaimana Jakarta tetap damai," sebutnya.

Boim juga menyarankan agar Heru lebih sering lagi bertemu dengan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan stakeholder agar tercipta suasana yang kompak dan kondusif dalam menghadapi suasana pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Ibu Korban Bullying di Medan Beberkan Penyebab Anaknya Dianiaya Pelaku

"Kami pun melihat konsolidasi birokrasi oleh Pak PJ semakin hari semakin bagus, semakin terajut dengan baik. Sejalan dengan itu pun konsolidasi masyarakat melalui simpul-simpul tokoh juga harus terus ditingkatkan. Saya yakin Jakarta bisa solid, bisa kondusif tetap damai," pungkasnya.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono disorot karena berseloroh akan memindahkan aparatur sipil negara (ASN) DKI yang tidak serius bekerja ke IKN.

Selain itu, Heru juga mengatakan, bagi ASN yang ingin cepat naik jabatan bisa pindah tugas ke IKN.

Dia menyampaikan guyonan itu dalam seminar Menuju Masa Depan Jakarta sebagai Kota Global yang dihadiri pejabat eselon tiga di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023).

"Boleh, kalau Bapak mau mempercepat pangkat, di Undang-Undang ASN, bisa diperbantukan ke daerah terpencil yang memang ASN-nya kurang," ujar Heru Budi berseloroh, dikutip dari siaran pers resmi Pemprov DKI Jakarta.

Terkait nasib Jakarta setelah ibu kota negara pindah, Heru menuturkan, Pemprov DKI harus mampu membangun Jakarta sebagai kota global.

Menurut dia, ada berbagai tantangan, peluang, inovasi, dan strategi untuk membangun Jakarta sebagai kota global.

”Membangun Kota Jakarta itu ada penilaiannya untuk menuju global city. Apa saja penilaiannya? Aktivitas bisnis, keamanan, kesehatan, sekolah, museum, ruang terbuka hijau (RTH), transportasi, dan lain sebagainya,” kata Heru.

Heru menambahkan, membangun Jakarta sebagai kota global tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.

Dengan demikian, dibutuhkan sinergi berbagai pihak untuk menentukan arah Jakarta setelah tak lagi menjadi ibu kota negara.

”Karena mau tidak mau kita harus bersaing dengan kota-kota lain setelah nanti tidak menjadi ibu kota. Maka kami membangun semangat," ucap Heru.

 

 

Penulis : Dian Nita Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU