> >

Menlu Retno Tegaskan Indonesia Tidak Bisa Diam Melihat Kondisi Korban Konflik Israel Palestina

Peristiwa | 29 November 2023, 13:09 WIB
Menlu Retno Marsudi di Beijing, Senin (20/11/20230, saat memberikan pernyataan terkait serangan Rumah Sakit Indonesia di Gaza oleh Israel. (Sumber: Kemlu RI)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan Indonesia tidak bisa tinggal diam melihat kondisi dampak korban konflik antar Israel dan Palestina di jalur Gaza. 

Seperti diketahui, ribuan anak dan perempuan tidak berdosa tewas akibat konflik itu.

Hingga Senin (27/11), jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan mematikan Istael di Gaza telah mencapai lebih dari 15.000 jiwa, termasuk di antaranya 6.150 anak dan 4.000 perempuan.

Kantor media pemerintah di Gaza juga mengatakan sekitar 7.000 orang hilang di bawah reruntuhan, termasuk 4.700 anak dan perempuan, dari jumlah korban tewas, terdapat 207 staf medis, 26 anggota tim penyelamat pertahanan sipil dan 70 jurnalis.

"Dan saya bertanya apakah negara-negara dunia akan tetap tinggal diam melihat situasi yang mengenaskan ini?" kata dia ketika menyampaikan keterangan pers secara virtual dari New York dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa (28/11).

"Serangan terhadap berbagai fasilitas sipil bukan hal yang normal. Apa yang terjadi di Gaza jelas-jelas pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional."

Baca Juga: Tolak Solusi Dua Negara, Netanyahu: Saya yang Akan Cegah Berdirinya Negara Palestina Merdeka

"Indonesia mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel, termasuk di International Court of Justice," tegas Retno.

Indonesia juga menegaskan pentingnya dimulai kembali proses politik dan perdamaian untuk menyelesaikan akar masalah konflik Israel-Palestina.

“Akar masalah konflik harus diselesaikan, yaitu pendudukan ilegal Israel terhadap Palestina. Indonesia juga mendorong status Palestina menjadi anggota penuh PBB agar memiliki kedudukan yang setara dengan Israel dalam mewujudkan solusi dua negara berdasar parameter internasional yang telah disepakati,” tutur Menlu Retno.

“Dalam pernyataan nasional di depan Majelis Umum PBB, saya tutup antara lain dengan kalimat ‘hanya dengan menggunakan hati, kita akan dapat membela keadilan dan kemanusiaan’”, kata Retno, menambahkan.

Sementara itu, Otoritas Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 36.000 warga Palestina lainnya juga terluka, dengan 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, hampir 50.000 unit rumah hancur total dan 240.000 unit rumah lainnya rusak parah.

Total 88 masjid juga hancur lebur dan 174 lainnya hancur sebagian akibat pemboman Israel di seluruh wilayah Gaza, selain tiga gereja yang menjadi sasaran Israel. 

Berdasarkan aturan perang, rumah-rumah ibadah dan tempat tinggal seharusnya dilarang untuk diserang.

Meski Israel mengklaim kelompok perlawanan Hamas memanfaatkan bangunan-bangunan tersebut sebagai markas, tetapi hingga kini bukti yang ditunjukkan Israel terkait klaim itu masih membuat sebagian besar pengamat tidak percaya.

Pasukan Israel melancarkan aksi militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Hingga saat ini, korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 jiwa.

Baca Juga: Hamas Sedang Mengupayakan Kesepakatan Gencatan Senjata Baru dengan Israel

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU