> >

Luhut Sudah Keluar RS di Singapura tapi Belum Bisa Pulang, Mengaku Sudah Kangen Indonesia

Humaniora | 18 November 2023, 19:30 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, dirinya sebenarnya sudah boleh keluar dari rumah sakit di Singapura. Namun ia belum bisa kembali ke Indonesia, karena masih harus kontrol ke dokter tentang kondisi kesehatannya. (Sumber: Instagram @luhut.pandjaitan)

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, dirinya sebenarnya sudah boleh keluar dari rumah sakit di Singapura. Namun, ia belum bisa kembali ke Indonesia, karena masih harus kontrol ke dokter tentang kondisi kesehatannya. 

Luhut mengaku sudah kangen dengan Indonesia dan juga menyebut rambutnya sudah perlu disemir ulang. Selama dirawat di Singapura, Luhut memang membiarkan rambutnya terlihat putih karena uban tanpa disemir hitam. 

"Tiga hari yang lalu, sejujurnya saya sudah diperbolehkan keluar dari General Hospital Singapore. Namun, belum bisa pulang ke Tanah Air karena masih menjalani rawat jalan guna memastikan kondisi saya pulih sepenuhnya," tulis Luhut di akun Instagram resminya, @luhut.pandjaitan pada Sabtu (18/11/2023). 

Baca Juga: Kasus Pencemaran Nama Baik Luhut, JPU Tuntut Haris 4 Tahun dan Fatia 3,5 Tahun Penjara!

"Bicara soal kondisi fisik saat ini, Puji Tuhan saya senang sekali sudah bisa mulai berolahraga secara intens. Tidak banyak perbedaan dari kondisi sebelum dan pasca-sakit saya rasakan, yang beda hanya warna rambut saja perlu di semir ulang. Warna rambut yang berbeda ini barangkali sebuah isyarat bahwa sudah serindu itu saya dengan suasana di Indonesia," tambahnya. 

Luhut bercerita, sebelum keluar dari RS, dirinya sempat menerima kunjungan John Kerry, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk urusan iklim. Mereka berbincang mengenai beberapa hal terkait potensi besar Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim. 

Dalam pertemuan itu, Luhut menceritakan tentang dana Pertamina yang mengendap di Venezuela dan tak kunjung kembali. Nominalnya cukup besar, senilai 300 juta dolar AS.

Saat itu juga, lanjut Luhut, John langsung menelpon Amos Hochstein, tangan kanan Presiden Joe Biden untuk membantu persoalan ini. 

Baca Juga: Bicara di APEC CEO Summit, Jokowi Bilang RI akan Buat 300.000 Mobil Listrik di 2030

"Dari telepon yang singkat itulah, dana Pertamina yang tertahan selama hampir 5 tahun, akhirnya bisa segera dikembalikan," ujar Luhut. 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU