> >

Sebut Ada Negara Berkembang Tidak Maju-Maju, Jokowi: Problemnya Diberi Kesempatan Tak Digunakan

Humaniora | 7 November 2023, 11:24 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan dalam Rakernas LDII 2023 di Jakarta, Selasa (7/11/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pernyataannya tentang bonus demografi yang biasanya dalam sebuah peradaban negara hanya mendapatkan satu kali kesempatan.

Penegasan itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)  2023 di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

“Memang kita diberikan peluang karena bonus demografi tahun 2030-an itu memang biasanya dalam sebuah peradaban negara itu diberi kesempatannya cuma satu kali,” tegasnya.

“Tinggal kita bisa melaksanakan, melakukan lompatan atau tidak, dan kuncinya betul di pembangunan sumber daya manusia.”

Baca Juga: Sebut 2030 Ada 68 Persen Penduduk Indonesia Berusia Muda, Jokowi: Cuma Sekali dalam Peradaban Bangsa

Dalam kegiatan itu Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Jokowi menambahkan, untuk membentuk karakter manusia yang betul-betul Indonesia, memang perlu membangun di sektor kebangaan, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan.

“Kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan, sehingga terbentuk sebuah karakter manusia yang betul-betul Indonesia.”

Tapi, kata dia, menuju ke Indonesia emas itu tidak mudah, sebab banyak tantangan yang harus dihadapi. Ia kemudian mencontohkan beberapa negara Amerika Latin yang tidak kunjung jadi negara maju karena tidak menggunakan kesempatan yang diberikan.

“Banyak tantangan yang harus kita selesaikan. Di Amerika Latin banyak negara gagal melompat jadi negara maju. Tahun 50 an, tahun 60 an, tahun 70 an, mereka sudah menjadi negara berkembang,” tuturnya.

“Tetapi sampai sekarang mereka juga tetap hanya menjadi negara berkembang, malah ada yang jatuh menjadi negara miskin. Problemnya adalah diberi kesempatan dan tidak menggunakan.”

 

Jokowi menyatakan ia tidak ingin hal semacam itu terjadi di Indonesia, dan ia yakin Indonesia bisa asal semangatnya menyala.

Baca Juga: Bawakan Sambutan di HUT ke-59 Golkar, Jokowi: Mestinya Pertarungan Gagasan, Bukan Perasaan

“Karakternya memang harus semangat, karena yang kita hadapi adalah tantangan. Oleh karena itu sering saya sampaikan, 2024, 2029, 2034, ini adalah momentum yang sangat menentukan Indonesia bisa melompat maju atau tidak.”

“Dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat. Persatuan yang kuat, kekompakan yang kuat. Tanpa itu, tantangan yang kita hadapi tidak mudah,” tambahnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU