Bobby Nasution Ngaku akan Komunikasi dengan PDIP Secepatnya soal Perbedaan di Pilpres 2024
Rumah pemilu | 5 November 2023, 19:19 WIBKARO, KOMPAS.TV - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku akan segera berkomunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait perbedaan pandangan dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024.
Kader PDIP itu menyebut, dirinya akan berkomunikasi dengan partai berlambang kepala banteng itu secepatnya mengenai perbedaan dukungan di Pilpres 2024 mendatang.
"Nanti insyaallah secepatnya," kata Bobby kepada wartawan saat ditemui di Karo, Sumatera Utara, Sabtu (4/11/2023).
Menantu Presiden Joko Widodo itu mengaku akan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan PDIP terkait dukungannya yang condong ke pasangan Prabowo Subianto dan kakak iparnya, Gibran Rakabuming Raka.
"Saya akan komunikasi dan berkonsultasi juga dengan baik dengan PDI Perjuangan, saya akan menyampaikan dengan baik," kata Bobby.
"Akan kami sampaikan mengapa beda pandangan, apa alasannya beda pandangan, itu dulu," ujarnya.
Baca Juga: Ditanya Dukung Prabowo-Gibran, Bobby Nasution: Saya Ikut Relawan Saja
Meski begitu, ia enggan menjawab dengan gamblang bahwa dirinya mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) Gibran.
"Kalau relawan sudah menyuruh ke sana ya mau nggak mau ke sana (dukung Prabowo - Gibran, red)," ujar Bobby sambil tersenyum.
Saat dikonfirmasi wartawan apakah dirinya mendukung pasangan Prabowo-Gibran, Bobby hanya menjawab bahwa dirinya mengikuti kata relawan pendukungnya.
"Ya saya ikut relawan saja," tuturnya dikutip dari cuplikan KompasTV.
Suami dari Kahiyang Ayu itu juga menanggapi tentang tugas PDIP bagi kader kepala daerah untuk mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Pada Oktober lalu, PDIP menunjuk 13 kadernya yang menjadi kepala daerah, termasuk Bobby, untuk menjadi juru bicara dan kampanye nasional pasangan bacapres-bacawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Menanggapi hal tersebut, Bobby mengaku akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan PDIP.
"Saya akan menyampaikan dengan baik-baik, saya akan menyampaikan apa yang ada di hati dan pikiran, ke mana akan saya titipkan suara masyarakat yang ada di Medan, Sumatera Utara," ujarnya.
Bobby juga tak menjawab dengan tegas apakah dirinya siap disanksi karena perbedaan pilihan politiknya itu. Ia hanya menerangkan bahwa pilihannya itu bertujuan untuk memajukan Indonesia.
"Yang pasti tujuannya utk memajukan Indonesia, kita titipkan sama siapa itu kan pilihan dari kita, baik dari hati dan pikiran, ini akan saya sampaikan kepada PDI Perjuangan," ujarnya.
Baca Juga: Hasto Sebut Gibran Dikuningkan dan Bukan Lagi Keluarga PDIP: Sudah Pamit dan Kembalikan KTA
Bobby menekankan kepada masyarakat bahwa hubungannya dengan partai berlambang kepala banteng itu baik-baik saja.
"Jangan seolah-olah ini kisruh, kacau, enggak. Kami semua baik-baik, hanya tadi kami sampaikan pandanga-pandangan saja," ucapnya.
Di sisi lain, kakak ipar Bobby yang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta/Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah pamit dari PDIP dan mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) kepada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Surakarta.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut bahwa Gibran bukan lagi bagian dari partainya.
"Ya sudah. Jadi, sudah diselesaikan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta karena Mas Gibran 'kan menerima KTA dari DPC Kota Surakarta sehingga tidak lagi beranggota PDI Perjuangan karena sudah pamit," kata Hasto di Denpasar, Bali, Sabtu (4/11/2023).
Hasto menyebut, setelah mencalonkan diri sebagai bacawapres Prabowo Subianto, secara otomatis Gibran bukan lagi bagian dari partai yang dipimpin Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu.
"Mas Airlangga saat itu Ketua Umum Golkar, bahwa mas Gibran ini dikuningkan, digolkarkan. Maka otomatis mas Gibran karena mencalonkan diri bersama Bapak Prabowo jadi sudah tidak menjadi keluarga dari PDI Perjuangan," kata Hasto usai melakukan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) PDIP di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/11/2023), dilansir dari Antara.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV, Antara