Ditanya soal Cara Atasi Masalah, Anies Sebut Kolaborasi: Negara Jangan Monopoli Urusan
Politik | 30 September 2023, 15:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, mengatakan cara menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh pergantian kepemimpinan adalah dengan kolaborasi. Ia menambahkan, negara sebaiknya tidak memonopoli urusan.
Penjelasan itu disampaikan Anies saat berbicara di acara Youth Summit: IdeaFest 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Dalam acara tersebut, ada pertanyaan mengenai apa solusi yang akan ditawarkan Anies untuk mengatasi masalah yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan pergantian pemimpin.
“Ini pertanyaan mendasar sekali, terkait dengan bagaimana menyelesaikan masalah yang tidak mungkin diselesaikan dengan keputusan satu orang saja,” jawab Anies.
“Nah, ini saya mau katakan, ini pendekatan yang sejak republik ini didirikan, kita adopsi, namanya gerakan.”
Anies kemudian menjelaskan, Indonesia tidak didirikan sebagai program, melainkan sebuah gerakan.
Baca Juga: Momen Anies Ditanya Soal Pendidikan hingga Kepemimpinan di Ideafest 2023
“Republik ini didirikan sebagai gerakan. Coba bayangkan kalau program, hanya keputusan Soekarno, Hatta, dan kawan-kawannya di BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), kemudian rakyat menonton, nggak tuh.”
“Apa yang harus kita ambil lagi dari semangat itu? Semangat yang kalau bahasa sekarang, kolaborasi. Negara jangan memonopoli urusan seakan-akan hanya milik negara, lalu dalam negara hanya pimpinan-pimpinan saja yang menentukan. Bukan,” bebernya.
Pendekatan yang harus dilakukan, kata Anies, adalah kolaborasi yang melibatkan semua pihak.
“Justru pendekatannya harus kolaborasi, pendekatannya mengajak kepada semua. Kalau saya sebut dalam istilah sekarang, movement based solution.”
“Solusinya itu gerakan, dan lingkungan hidup adalah salah satu isu yang bisa dikerjakannya lewat gerakan. Itu salah satu contoh,” tambahnya.
Dalam gerakan, lanjut dia, memang ada program, tetapi porsi gerakannya lebih besar.
Ia kemudian menjelaskan cara membangun gerakan versi dirinya, yakni membagikan perasaan memiliki masalah.
Baca Juga: Safari ke Ponpes di Sumenep, Anies Baswedan Singgung Masalah Ketimpangan Sosial di Depan Para Kiai
“Membangun gerakan itu begini, menurut pengalaman selama ini kami lihat, membagikan perasaan pemilikan atas masalah. Masalah itu jangan dianggap milik negara saja. Masalah itu dianggap milik semua. Jadi, let's own the problem (mari miliki masalahnya, red).”
“Kalau Anda merasa memiliki masalah itu, maka Anda akan mau terlibat dalam menyelesaikan masalah,” tegasnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV