Kaesang Jadi Ketua Umum Partai, Pengamat Sebut soal Dinasti Politik dan Kemungkinan PSI Naik Kelas
Politik | 28 September 2023, 07:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai pengangkatan Kaesang Pangarap sebagai ketua umum akan mendongkrak dukungan untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Tak hanya meningkatkan suara PSI dari sisi pendukung Joko Widodo atau Jokowi, Nyarwi menilai, Kaesang akan memperbesar peluang PSI memenuhi perolehan suara hingga memenuhi parliamentary threshold atau ambang batas perolehan suara dalam pemilu untuk penentuan perolehan kursi di DPR.
"Secara simbolik, (Kaesang) menjadi sumber daya, pengaruhnya itu juga bisa meluas. Jadi PSI bisa naik kelas nih, yang dari partai non-parlemen," ujar Nyarwi di Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Rabu (27/9/2023).
Kehadiran Kaesang di PSI, kata dosen Komunikasi Politik UGM itu, akan mengancam partai-partai yang memiliki parliamentary threshold tipis.
"Yang terancam siapa? Ya partai-partai yang parliamentary threshold-nya tipis," tegas Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies itu.
Baca Juga: Pengamat Politik UGM Ungkap 5 Dampak dan Fenomena Penetapan Kaesang sebagai Ketum PSI
Ia mengungkapkan, fenomena Kaesang bergabung dan menjadi Ketua Umum PSI mendorong publik berspekulasi tentang dinasti politik Presiden Jokowi.
"Dinasti politik makin mengemuka, sebenarnya ini bukan barang baru juga. Banyak kok kalau kita cek di arena Pileg (pemilu legislatif -red) itu juga banyak relasi-relasi keluarga yang di sana, indikasi dinasti politiknya banyak sekali, baik satu partai maupun lintas partai," jelasnya.
Akan tetapi, sambung Nyarwi, publik menyoroti Kaesang karena merupakan anak bungsu orang nomor 1 di Indonesia.
"Ini menjadi concern banyak orang, karena biasanya di sejumlah literatur dinasti politik itu disebutkan, bahwa dinasti politik itu punya kelebihan yaitu playing field, tempat bermain dalam arena, termasuk arena politik," terangnya.
"Anggota-anggota dinasti politik, baik langsung dan tidak langsung, biasanya memiliki privilese yang tidak dinikmati orang lain," imbuhnya.
Ia menyebut, dinasti politik itu akan terus melahirkan dinasti-dinasti politik selanjutnya.
"Dinasti politik, meski lahir di pemilu demokrasi, ketika dia punya resources yang banyak dan bisa mengelola kekuasaan secara baik, maka dinasti politik akan terus melahirkan dinasti politik selanjutnya," kata Nyarwi.
Baca Juga: Kaesang Ketua Umum PSI, Pengamat: Fenomena Selebritisasi Politik dan Kegagalan Kaderisasi Parpol
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV