28 September Hari Kereta Api Indonesia, Ini Sejarah Panjang Kereta Api di Nusantara
Humaniora | 28 September 2023, 07:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia setiap tahun. Hari peringatan ini merupakan kesempatan untuk menghormati peran penting kereta api dalam membentuk sejarah dan konektivitas negara.
Hari Kereta Api Indonesia menjadi peringatan momen bersejarah ketika kereta api pertama kali beroperasi di Indonesia pada 1867. Melansir laman resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI), sejarah kereta api Indonesia dimulai dari pembuatan jalur kereta api pertama di wilayah Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) pada 17 Juni 1864.
Jalur kereta api pertama ini dimulai dari Desa Kemijen dan diprakasai oleh perusahaan swasta yang bernama Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM). Pembangunan dimulai menggunakan kereta api selebar 1.435 mm.
Baca Juga: Pengobatan Gratis Di Dalam Gerbong Kereta Api Di Garut
Kemudian, Pemerintah Hindia Belanda juga membangun jalur kereta api negara melewati Staatssporwegen (SS). Rute pertama SS melewati Surabaya, Pasuruan, dan Malang.
Keberhasilan NISM dan SS membangun jalur kereta api membawa ketertarikan investor swasta untuk membangun jalur kereta api di Jawa. Tidak hanya di Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di Aceh pada tahun 1876, Sumatra Utara tahun 1889, Sumatra Barat tahun 1891, Sumatra Selatan tahun 1914, dan Sulawesi tahun 1922.
Selain itu, terdapat studi mengenai rencana pemasangan rel kereta api di Bali, Lombok, dan Kalimantan. Tetapi rencana tersebut belum sempat direalisasi.
Sejarah kereta api Indonesia kemudian berlanjut saat masa kependudukan Jepang di nusantara. Setelah Belanda menyerah tanpa syarat, Staatssporwegen diambil alih oleh Jepang dan berganti nama menjadi Rikuyu Sokyuku.
Jepang mengoperasikan kereta api hanya untuk keperluan perang. Jepang membangun perlintasan kereta api bernama Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru.
Lintas kereta api tersebut digunakan untuk mengangkut hasil tambang batu bara untuk menghidupkan mesin-mesin perang Jepang. Selain itu, Jepang juga melakukan pembongkaran rel kereta api sepanjang 473 km, yang diberikan ke Burma untuk dibuat jalur kereta api di sana.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV