Pengamat: Kaesang Jadi Ketum PSI Punya Efek Luas di Pilpres dan Bagi Jokowi Usai Tak Menjabat
Politik | 27 September 2023, 12:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dijadikannya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) punya efek yang luas untuk Pemilu Presiden 2024.
Tidak hanya itu, kepemimpinan Kaesang di PSI juga akan memberikan efek jangka panjang bagi Joko Widodo yang selesai masa jabatannya di Oktober 2024.
Demikian Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menuturkan di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (27/9/2023).
“Masuknya Kaesang ini punya konstelasi, punya konsekuensi dan punya efek yang sangat luas,” kata Burhanuddin Muhtadi.
“Satu terkait dengan jangka pendek jelang Pemilu 2024 yang kedua adalah pasca Presiden Jokowi selesai masa jabatannya di Oktober 2024 dan pilihannya adalah PSI, ini yang menarik.”
Baca Juga: Grace Natalie Tersanjung Cak Imin Sebut PSI Patut Diwaspadai: Kami Ini Anak-anak, Masih Belajar
Oleh karena itu, Burhanuddin memaklumi jika Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berpendapat PSI dipimpin Kaesang patut diwaspadai.
Sebab, sekalipun Kaesang sebagai pribadi yang merdeka karena sudah menikah tidak bisa serta merta dipisahkan dari Jokowi.
“Presiden Joko Widodo itu, presiden yang sangat popular, yang sangat kuat di parlemen dengan dukungan 7 dari 9 partai,” ujar Burhanuddin.
Apalagi berdasarkan survei yang dilakukan Gallup dan dikutip oleh The Economics, tingkat kepuasan rakyat terhadap Presiden Jokowi paling tinggi di antara pemimpin-pemimpin dunia.
“Jadi, dua itu yang membuat munculnya Kaesang menjadi Ketua Umum PSI mendapatkan respons publik yang sangat luas, bukan semata-mata sosok pribadi Kaesang, tapi Kaesang adalah putra bungsu Presiden Jokowi,” jelas Burhanuddin.
Baca Juga: PKB: Kaesang Jadi Ketum PSI Ubah Konstelasi Politik, Tanda Bidak Catur Jokowi Makin Intensif
“Masuk ke partai politik lima bulan jelang Pemilu, nah ini yang kemudian dibaca oleh Gus Muhaimin bahwa munculnya Kaesang sebagai Ketum PSI itu bukan Kaesang semata, tetapi orang membacanya presiden berada dibalik itu,”tambahnya.
Di samping itu secara logis, kata Burhanuddin, tidak mungkin Kaesang memutuskan masuk politik tanpa restu dari orangtua.
“Dan Presiden Jokowi sudah mengakuinya, memberi restu (untuk Kaesang masuk PSI) karena menurut Presiden Jokowi tanpa diberi restu pun, anaknya akan menjalankannya,” ucap Burhanuddin.
“Pernyataan-pernyataan ini dalam politik kan kita harus baca secara hati-hati.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV