Alasan Atikoh Istri Ganjar Larang Sopir Bukakan Pintu Mobil untuk Sang Anak
Humaniora | 21 September 2023, 22:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Siti Atikoh Supriyanti, istri dari Ganjar Pranowo, bakal Calon Presiden (capres) RI usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melarang sopirnya membukakan pintu mobil untuk anak semata wayang mereka.
Cerita itu disampaikan Atikoh, sapaan akrabnya dalam Program ROSI, Kompas TV, Kamis (21/9/2023).
Awalnya, Rosiana Silalahi mengonfirmasi pernyataan Atikoh yang menyebut bahwa yang paling berkorban dari seluruh perjalanan karier Ganjar adalah sang anak, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
“Pertama, dari sisi waktu, kedua dari sisi spotlight, dari mulai kecil dia kan suah mulai di-notice oleh orang,” kata Atikoh membenarkan pertanyaan Rosi.
Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Punya Peluang Duet? Ini Kata Ketua DPP PDIP, Puan Maharani!
Atikoh kemudian menjelaskan bahwa setelah mereka pindah dari Jakarta ke Jawa Tengah, Atikoh sudah berpesan pada sopir mereka agar tidak membukakan pintu mobil untuk Alam, sapaan akrab sang anak.
“Begitu kita di Jawa Tengah, saya sudah bilang ke drivernya, ‘Tolong ya pak, jangan pernah bukain pintu Alam. Perlakukan Alam kayak anaknya, cucunya’,” lanjut Atikoh.
Bahkan, lanjut dia, Alam harus membawa sendiri barang-barang bawaannya, sebab ia tidak ingin meracuni anaknya dengan cara memanjakan.
“Barang juga harus dibawa sendiri, jadi nggak boleh dibawain, seperti itu, karena yang pertama itu dia anak tunggal, kedua dia itu ayahnya gubernur.”
“Kadang orang tua itu tidak sadar mereka memberikan racun dengan cara memanjakan, padahal ketika kita memberikan challenge, ketika kita memberikan perhatian-perhatian bukan dengan memanjakan, itu kan yang terbaik,” bebernya.
Jika semua hal difasilitasi dan dimudahkan, lanjut dia, ia khawatir sang anak jadi tidak berkembang dan menganggap segala sesuatu bisa diperoleh secara instan.
“Anaknya nanti tidak berkembang. Nanti dia menganggap sesuatu itu bisa instan, padahal kan proses itu adalah yang paling penting.”
Rosi kemudian menanyakan, ketika orang tua sudah sukses dengan kekayaan, bukankah privillege bisa diberikan untuk menggantikan perhatian mereka.
Dengan tegas Atikoh menjawab bahwa dirinya tidak mau hal semacam itu terjadi. Bahkan, menurutnya, Alam merupakan anak yang low maintenance.
“Saya nggak mau. Justru sekarang jadi terjawab ya, dia ini sangat low maintenance. Nggak pernah jajan, sampai emaknya itu bilang kamu tasnya itu dari SD sampai SMA belum ganti. ‘(Dia jawab) masih bisa dipakai bunda’.”
Jawaban yang sama disampaikan oleh Alam. Ia menyebut dirinya tidak memerlukan kompensasi berupa privillege karena perhatian kedua orang tuanya sangat mencukupi.
“Mengutip dari Mbak Rosi tadi ya, itu kan sebagai kompensasi orang tuanya menghilangkan waktu untuk bersama anaknya, tapi kan bapak dan ibu nggak,” kata Alam.
Baca Juga: Tanya Jawab Ganjar Pranowo Usai Ketemu Pendukung di Jakarta, Apresiasi Kerja Militan Relawan
Alam kemudian mencontohkan sang ayah yang menurutnya akan selalu pulang ke rumah semalam apa pun itu, agar bisa tidur bersama keluarga.
“Selalu pulang semalam apa pun, setidaknya bisa tidur dengan keluarga. Itu kan tidak perlu dikompensasikan dengan hal lain, perhatian sebesar itu.”
“Contoh, ibu waktu masih di Pemprov DKI, saya kan SD, itu kita rumah sempat di Cibubur, ibu kantornya di Gunung Sahari, itu berangkat jam setengah lima, pulang mungkin jam sembilan malam. Itu ibu setelah pulang masih ngajarin saya buat belajar, soal latihan, dan lain-lain,” bebernya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV