> >

Menteri Investasi Bahlil Sebut Warga Rempang Mau Digeser di Wilayah Lain: Hak Rakyat Kami Jaga

Peristiwa | 19 September 2023, 14:48 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia usai bertemu dengan tokoh adat dan masyarakat di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (18/9/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

BATAM, KOMPAS.TV - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut konflik Rempang sudah selesai.

Kemarin, Senin (18/9/2023) Bahlil melakukan pertemuan dengan warga dan tokoh adat di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Setelah berdialog, ia berjanji menjaga hak warga untuk tidak direlokasi, melainkan menggeser tempat tinggal mereka.

"Kami telah bertemu masyarakat dengan kondisi kekeluargaan, kami juga telah melakukan diskusi yang mendalam terkait dengan hal-hal yang terjadi beberapa hari ke belakang, khususnya tentang pergeseran masyarakat dalam rangka proses investasi yang akan dilakukan di Rempang dengan berbagai macam dinamika yang ada," kata Bahlil usai menemui warga dan tokoh masyarakat di Pulau Rempang, Senin (18/9/2023).

Ia mengatakan, pihaknya telah bertemu langsung dengan sejumlah tokoh masyarakat sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Alhamdulillah kami, saya mewakili pemerintah, atas perintah Bapak Presiden kepada saya, untuk bertemu langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat, dan langsung saya lakukan datang ke Rempang, kami berdiskusi dan mencari solusi terbaik," jelasnya.

Baca Juga: Konflik Rempang, Ketua MPR Desak Aparat Kepolisian Kedepankan Pendekatan Humanisme

Bahlil menerangkan, pemerintah telah menyetujui permintaan masyarakat untuk tetap menghargai hak kultural serta menggeser tempat tinggal mereka.

"Alhamdulillah sudah kami dapatkan, hak-hak rakyat tetap kami jaga, hak-hak kultural rakyat juga kami hargai," terangnya.

"Namun andaikan ada pergeseran, tetap di wilayah Pulau Rempang, dan kita juga sudah setujui, dan insyaallah ini menjadi kado terbaik untuk masyarakat Rempang, untuk pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dalam penyelesaian hari ini, dan karena itu, sudah selesai," pungkasnya.

Sebelumnya, ketegangan antara warga Pulau Rempang dan aparat gabungan TNI dan Polri, terjadi beberapa kali karena rencana relokasi warga Pulau Rempang, Galang, dan Galang Baru.

Warga menolak kehadiran aparat yang akan melakukan pematokan dan pengukuran lahan di Pulau Rempang yang dinilai akan menggusur permukiman mereka.

Mereka menolak relokasi 16 titik kampung tua yang dianggap telah ada sejak 1843 di Pulau Rempang, Batam.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun angkat bicara soal konflik Rempang ini. Menurut Presiden, kerusuhan antara warga dengan petugas kepolisian dan TNI di Pulau Rempang terjadi karena komunikasi yang kurang baik.

Baca Juga: Update Konflik Rempang: Pemerintah akan Beri Sertifikat Hak Milik untuk Warga yang Mau Direlokasi

Jokowi menjelaskan, warga di lokasi tersebut akan diberi lahan seluas 500 meter persegi dan bangunan tipe 45.

"Itu komunikasi yang kurang baik, lah. Saya kira kalau warga diajak bicara, diberikan solusi, karena di situ sebetulnya sudah ada kesepakatan bahwa warga akan diberi lahan 500 meter, plus bangunannya tipe 45," kata Presiden Jokowi, Selasa (12/9/2023), sebagaimana dilaporkan jurnalis Kompas TV Suherdi di Cilegon, Banten.

"Tapi ini kurang dikomunikasikan dengan baik, sehingga terjadi masalah," jelas Presiden.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU