> >

Mengenang Hari Wafat RA Kartini (I): Sebuah Misteri 17 September 1904

Humaniora | 17 September 2023, 08:00 WIB
Raden Adjeng Kartini (Sumber: Istimewa )

Desa- desus pun berkembang bahwa Kartini meninggal karena diracun. Salah satu alasannya, pemikiran Kartini yang terbilang berani memojokkan Belanda, dan Kartini dianggap berbahaya. Beredar cerita bahwa di hari Kartini meninggal, Dr van Ravesteyn mengajaknya minum anggur sebagai tanda perpisahan. Namun sampai sekarang hal ini tidak terbukti. 

Hingga kemudian berkembang sebuah teori dari ilmu kedokteran, yang mengaitkan dengan kondisi tekanan darah seorang perempuan saat melahirkan, yaitu Preeklamsia. Kondisi ini disebut terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Secara umum, kondisi ini muncul karena ada peningkatan tekanan darah serta ditemukannya kandungan protein dalam urin. 

 

Hampir lima dari sepuluh ibu hamil di Indonesia mengalami preeklamsia. dr Fauzan Achmad Maliki, Sp.OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang dikutip dari situs ugm.ac.id, menyebutkan bahwa preeklamsia ini terjadi pada ibu hamil setelah dua puluh minggu atau setara dengan empat bulan masa kehamilan dan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Baca Juga: Sorotan Berita: Iriana Jokowi Peringati Hari Kartini, Demo Mahasiswa, Hotman Paris Dipolisikan

“Selain faktor pemicu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa preeklamsia disebabkan oleh plasenta. Ibu hamil dengan preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi dengan normal, akibat bentuknya yang lebih sempit dan memiliki reaksi terhadap hormon yang berbeda, sehingga menyebabkan aliran darah dapat masuk ke plasenta menjadi terbatas," katanya.

Hingga saat ini preeklamsia dipercaya sebagai penyebab meninggalnya sang penulis "Habis Gelap Terbitlah Terang" ini.


 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU