Jokowi Gocek Relawan Seknas, Tak Singgung Dukungan Pilih Bahas Jebakan Pendapatan Menengah
Rumah pemilu | 16 September 2023, 18:37 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak ingin memberikan bocoran kepada siapa dukungannya di Pilpres 2024 diberikan.
Bahkan Presiden Jokowi juga tidak menanggapi permohonan meminta restu yang disampaikan Ketua Umum Seknas Jokowi Rambun Tjajo untuk mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Awalnya dalam sambutan pembukaan Rakernas Seknas Jokowi, Rambun menjelaskan pihaknya telah mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo.
Deklarasi dukungan ini tidak terlepas dari diskusi selama dua tahun belakangan mengenai tokoh yang bisa meneruskan kebijakan dan program yang sudah dibuat Presiden Jokowi.
Dari diskusi panjang tersebut, sambung Rambun, terpilihlah nama Ganjar Pranowo. Setelah PDI Perjuangan atau PDI-P mengumumkan Ganjar sebagai bakal Capres yang diusung pada 21 April 2023, relawan Seknas Jokowi kemudian menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca Juga: Relawan Jokowi Nyatakan Dukungannya ke Bakal Capres PDI-P Ganjar Pranowo!
Rambun dalam sambutannya juga sempat meminta maaf lantaran telah lebih dulu mendeklarasikan Ganjar, sebelum meminta izin ke Jokowi. Sebab kehadiran Jokowi di deklarasi Ganjar sudah menjadi tanda dukungan.
"Jadi begitu, Pak. Jadi mohon izin, Pak, mohon restu Pak, kalau kami akan berjuang untuk Mas Ganjar sebagai calon presiden," ujar Rambun dalam sambutan pembukaan Rakernas Seknas Jokowi, di Bogor, Sabtu (16/9/2023).
Tanggapan Jokowi
Dalam sambutannya Presiden sama sekali tidak menyinggung soal permohonan restu yang disampaikan Rambun.
Di awal sambutan, Presiden menegaskan pentingnya membangun kepercayaan. Presiden bercerita sejak menjadi pengusaha modal awal yang dibangun adalah kepercayaan.
Baca Juga: Detil! Begini Simulasi Dukungan Jokowi Berpengaruh ke Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies
Masuk ke dunia politik, hal yang sama juga tetap dilakukan, bahkan hingga menjadi Kepala Negara. Gagasan untuk menjadikan kepercayaan sebagai kunci kesuksesan tetap ditanamkan.
Hal ini jugalah yang membuat Indonesia di dunia internasional mendapat posisi tawar. Dalam memilih tempat duduk misalnya, Presiden meminta agar posisinya tidak jauh di pinggir, melainkan dekat dengan tuan rumah dan kepala negara maju.
Begitu juga saat sesi foto bersama. Presiden meminta posisinya berada di tengah atau dekat dengan tuan rumah dan kepala negara maju. Bukan di pinggir barisan.
Hal sederhana itu, sambung Presiden untuk menunjukkan Indonesia negara besar. Bukan negara "kaleng-kaleng"
"Saya hanya ingin mencoba posisi kita di mana, kuat atau tidak kuat. Dipercaya atau tidak dipercaya. Sulitnya disitu. Kalau kita tidak dipercaya kita minta mudah tapi tetap di pinggir. Saya minta paling tidak dekat-dekat dengan tuan rumah, kalau enggak saya tidak mau datang," ujar Jokowi.
Baca Juga: [FULL] Sambutan Jokowi di Rakernas Relawan Seknas: Bicara Soal Trust, Hilirisasi Hingga 2024
"Saya ingin menunjukan ini negara besar, Indonesia negara besar, bukan negara kaleng-kaleng kita ini," sambung Jokowi.
Poin kedua dalam sambutannya yakni soal hilirisasi. Presiden menjelaskan saat Indonesia mengekspor bahan mentah nikel, uang yang masuk sekitar 2,1 triliun dolar Amerika Serikat, atau hanya dapat Rp30 triliun per tahun. Itupun yang dapat perusahaan.
Saat ada hilirisasi mulai tahun 2020, muncul angka 33,8 triliun dolar AS. Kalau dirupiahkan sekitar Rp510 triliun.
"Pemerintah dapat apa? Dari Rp30 trilin kita dapat royalti dan biaya ekspor, kemudian saat Rp510 triliun kita juga dapat royalti, PPN, PPh Badan, PPh karyawan, biaya ekspor. Negara dapat dari situ, penerimaan negara," ujar Jokowi.
"Kemudian dari penerimaan negara itu kita transfer untuk dana desa, untuk bantuan sosial pangan, kita berikan membangun infrastruktur. Jadi urutan ceritanya seperti itu. Tapi ada yang tanya Pak itu yang untung perusahan, iya tapi kita juga dapat untung besar, itu baru satu barang," sambung Jokowi.
Baca Juga: Pakar Komunikasi Nilai Dukungan Jokowi Lebih Berat ke Ganjar: Satu Garis Politik, Satu Rumah
Poin terakhir dalam sambutannya yakni soal Pilpres 2024. Saat menyinggung politik di 2024 ini Jokowi juga tidak memberikan respons soal restu dari relawan Seknas untuk mendukung Ganjar.
Presiden mengingatkan Pilpres 2024, 2029, 2034 sangat menentukan Indonesia bisa melompat menjadi negara maju, atau masuk kategori negara middle income trap alias terjebak pada perangkap negara berkembang.
Untuk itulah kesempatan untuk Indonesia tidak masuk perangkap negara berkembang ada di tiga Pilpres tersebut. Namun, diakui Jokowi, hal tersebut tidaklah mudah.
Dengan bahasa tubuh Jokowi seolah ingin menyatakan ingin mendukung salah satu tokoh agar bisa meneruskan program yang sudah dibuat ke depan.
"Saya berpikiran (menunjuk orang menggunakan bahas tubuh) enggak. Saya berpikiran negara ini harus menjadi negara yang maju negara makmur. Tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan," ujarnya.
Baca Juga: PDIP Bantah Jokowi Dukung Prabowo: Beliau Beri Arahan Menangkan Ganjar
Presiden kemudian melanjutkan sambutannya mengenai arah partai-partai politik. Jokowi menjelaskan arah partai politik sudah diketahuinya melalui informasi yang diterima. Mulai dari BIN, Bais TNI, Polri dan informasi di luar itu.
Setelah mempaparkan arah partai yang diterima Jokowi kemudian menutup sambutannya.
"Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan di kesempatan yang baik ini. " ujar Jokowi.
"Saya melihat saudara-saudara ini nunggu (permohonan restu)," sambung Jokowi disambut gelak tawa.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV