> >

Pengamat: PKS Masih Setengah Hati Dukung Muhaimin Bakal Cawapres Anies, Mungkin Bentuk Poros Baru

Politik | 7 September 2023, 19:31 WIB
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad dalam konferensi pers, Sabtu (2/9/2023). (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dua kali tidak mengahadiri acara pertemuan Koalisi Perubahan untuk Persatuan setelah PKB masuk sebagai anggota.

Pertemuan teranyar yang tidak dihadri PKS yakni saat PKB menyambangi kantor DPP Partai Nasdem, Rabu (6/9/2023). 

Agenda pertemuan tersebut yakni membahas tim pemenangan bersama pasangan bakal Capres dan Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai absennya PKS ini menunjukkan belum sepenunhnya menerima Muhaimin Iskandar sebagai bakal Cawapres, walaupun partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu ini mendukung Anies Baswedan sebagai bakal Capres. 

Menurutnya dengan posisi setengah hati ini ada kemungkinan PKS mengikuti jejak Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan dan mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan. 

Baca Juga: PKS: Kami Belum Ada Opsi Meninggalkan Anies, Meski Cak Imin Jadi Bakal Cawapres

"Kemungkinan PKS ingin membentuk poros politik baru, bersama Demokrat, bahkan muncul juga rumor PKS sedang membangun komunikasi dengan Partai Golkar agar bisa mencalokan pasangan Capres-Cawapres di 2024," ujar Adi di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (7/9/2023).

Adi menambahkan secara kalkulasi politik, memilih kawan koalisi baru di Pilpres 2024 jauh lebih menguntungkan PKS daripada bertahan di Koalisi Perubahan. 

Keuntungannya yakni PKS bisa mengusulkan kader terbaiknya dengan elektabilitas yang bisa bersaing dengan kandidat lain. 

Semisal kader senior Hidayat Nur Wahid. Ketokohan Hidayat diyakini bisa mengumpulkan basis atau kelompok pendukung PKS yang berpindah ke Partai Gelora. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU