Pengakuan Korban Lain Anggota Paspampres Praka RM: Diculik Jelang Lebaran, Disetrum hingga Diperas
Hukum | 30 Agustus 2023, 10:38 WIBSama seperti dirinya, menurut ZF, ketiga orang itu juga disuruh buka baju dan matanya ditutup. Mereka juga diperintahkan tidur di bagasi bersama dua orang lainnya.
Baca Juga: Kadispenad: 3 TNI Pembunuh Imam Masykur akan Dihukum Lebih Berat di Peradilan Militer Ketimbang Umum
"Kami berlima ditidurkan di bagasi berdesak-desakan. Mobil kemudian berjalan pelan-pelan," tutur ZF.
Saat itulah proses negoisasi terjadi. Mereka mengancam kalau tidak ingin cacat harus membayar uang Rp30 juta per orang.
Selanjutnya, satu per satu korban dipanggil untuk pindah ke tengah. Korban kemudian dianiaya oleh Praka RM dengan mencambuk punggungnya menggunakan kabel listrik.
"Saya duluan yang dipukul, karena saya duluan yang ditangkap. Sakitnya luar biasa, saya berulang kali teriak takbir. Saat saya terlalu berontak, saya disetrum hingga lemas," ZF.
Ia menambahkan para pelaku tidak mau mendengar korbannya mengatakan tidak punya uang. Jika berkata demikian, langsung dipukul pelaku.
Di saat seluruh badan sudah luka-luka, permintaan uang yang awalnya Rp30 juta kemudian dikurangi menjadi Rp20 juta.
ZF lalu diperintahkan menghubungi temannya untuk meminta uang. Adapun jumlahnya didikte oleh pelaku di telinga korban.
Baca Juga: Penculik dan Pembunuh Imam Masykur Terlacak dari HP Korban yang Dijual, Ternyata 3 Anggota TNI AD
"Saya kasih Rp8 juta, itu kiriman dari kawan. Uang di ATM juga diambil, Rp800.000, juga di dalam kantong Rp300.000, serta uang yang di laci toko. Totalnya mungkin sekitar Rp 10 juta," ucap ZF.
Korban Praka RM setor uang Rp6 juta-Rp21 juta
Korban lainnya yang disekap bersama ZF, disebut ada yang menyetorkan Rp6 juta dan yang paling besar Rp21 juta.
"Jadi mereka memeriksa handphone kami, dan mencari kontak yang berhubungan dengan uang. Kami disuruh hubungi untuk meminta kembali uang itu," ujarnya.
ZF bersama empat orang lainnya kemudian dilepas pukul 02.00 WIB dini hari. Mereka diturunkan di pintu keluar tol Terminal Kampung Rambutan Jakarta.
Karena tak memiliki uang sepeser pun, ZF lalu mendatangi Alfamart meminta tolong agar dipesankan Grab dan dibayar saat sampai di rumah.
"Saat itu saya putuskan pulang kampung. Saya pulang 20 hari kemudian, hanya mengandalkan fotokopi kartu keluarga karena KTP, SIM, handphone diambil mereka," ucap ZF.
Baca Juga: Ibunda Imam Masykur Minta Pembunuh Anaknya Dihukum Mati: Tak Ada Maaf dari Keluarga Kami
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Serambinews.com