> >

3 Anggota TNI Nyamar Jadi Polisi Gadungan saat Culik Imam Masykur, Korban Diincar karena Jual Obat

Hukum | 29 Agustus 2023, 04:25 WIB
Foto Kolase: Imam Masykur, pemuda asal Kabupaten Bireuen, Aceh tewas diduga dianiaya oleh Praka R, anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Imam Masykur diculik, dimintai uang Rp50 juta hingga dianiaya berujung tewas yang kemudian jasadnya dibuang ke di Sungai Cibogo, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Jumat, 18 Agustus 2023.  (Sumber: Warta Kota)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tiga anggota TNI Angkatan Darat (AD) disebut menyamar jadi polisi ketika menculik warga Aceh bernama Imam Masykur (25) di toko kosmetik yang berada di wilayah Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.

Diketahui, tiga anggota TNI AD yang menculik dan menganiaya Imam Masykur hingga tewas berinisial Praka RM merupakan anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres di Satuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan. 

Kemudian, Praka HS yang merupakan anggota Direktorat Topografi TNI AD. Selanjutnya, Praka J yang merupakan anggota TNI AD di Kodam Iskandar Muda.

Baca Juga: Penculik dan Pembunuh Imam Masykur Terlacak dari HP Korban yang Dijual, Ternyata 3 Anggota TNI AD

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya atau Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan, ketiga anggota TNI yang menganiaya Imam Masykur tidak mengenal korban.

"Enggak saling kenal (korban dan pelaku). Enggak kenal," kata Kolonel Irsyad saat dikonfirmasi pada Senin (28/8/2023).

Namun demikian, ketiga anggota TNI AD itu mengincar Imam Masykur karena mengetahui korban menjual obat-obatan.

Setelah itu, disusunlah skenario untuk menangkap Imam Masykur dengan cara pelaku menyamar sebagai polisi yang ternyata gadungan agar bisa menculik dan memeras korban.

"Ya dia (pelaku) sudah mengetahui kalau kelompok ini penjual obat-obatan itu, dan kalau dia (korban) diculik, diperas, dia (korban) cenderung tidak lapor dengan kepolisian," ucap Irsyad.

"Jadi, pura-pura jadi polisi bodong, tangkap, terus meminta sejumlah uang buat ditebus,” imbuhnya.

Baca Juga: Ibunda Imam Masykur Minta Pembunuh Anaknya Dihukum Mati: Tak Ada Maaf dari Keluarga Kami

Tapi, Irsyad tidak menjelaskan secara rinci mengenai jenis obat-obatan yang dijual oleh korban Imam Masykur tersebut.

Lebih lanjut, Irsyad berpendapat, penculikan yang dilakukan oknum Paspampres itu sungguh kelewatan karena menyebabkan korban tewas.

"Namun pelaksanaannya mungkin kelewatan sehingga menyebabkan meninggal itu aja simpel," ujar Irsyad.

Sementara itu, menurut saksi mata berinisial B (40), korban Imam Masykur diculik saat menjaga toko kosmetik.

Saat ini, toko kosmetik berukuran sekitar 3x5 meter persegi dengan rolling door berwarna coklat itu dalam keadaan tergembok. 

Saksi B mengungkapkan, peristiwa penculikan terhadap Imam Masykur itu terjadi pada Sabtu (12/8/2023) sore sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca Juga: Ancaman Anggota Paspampres ke Ibunda Imam Masykur: Anak Ibu Saya Bunuh, Saya Buang ke Sungai

Menurut saksi B, saat kejadian, satu pelaku masuk ke dalam ruko yang dijaga Imam.

Pelaku itu kemudian langsung menyeret korban untuk keluar dari ruko. Sempat terjadi perkelahian antara korban dan pelaku.

"Dia (Imam) posisi kayaknya lagi sholat. Saya sempet dengar rampok-rampok. Dia sempet dipiting kan yang orang (pelaku) itu," kata B dikutip dari Kompas.com pada Senin (28/8/2023).

Tak lama kemudian, dua pelaku lainnya datang menghampiri rekannya yang tengah menyeret Imam Masykur saat warga setempat membantu korban. 

Kedua pelaku yang datang itu lantas mengadang warga sambil mengaku dibekali surat tugas untuk menangkap korban Imam Masykur.

"Semua orang cuma enggak berani melerai karena dia bilang ‘saya bawa surat tugas’, bawa map. Cuma saya enggak tahu map itu isinya apa, saya enggak tahu," ucap B.

Setelah itu, Imam langsung diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil oleh para pelaku penculikan tersebut. 

Baca Juga: Sebelum Tewas, Imam Masykur Telepon Ibunya Minta Uang Tebusan Rp50 Juta: Saya Tak Tahan Lagi Disiksa

Belakangan diketahui, jasad Imam Masykur ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di sungai yang berada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (23/8/2023). 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas.com


TERBARU