Kemenko PMK Sebut Debat Bakal Capres di Kampus Tanpa Ajakan Memilih Kandidat Sah-sah Saja
Rumah pemilu | 24 Agustus 2023, 12:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Debat atau dialog bakal calon presiden di kampus tanpa menggunakan ajakan untuk memilih yang bersangkutan merupakan sesuatu yang sah-sah saja.
Penjelasan itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Warsito.
Ia menyampaikan hal itu menanggapi rencana debat bakal calon presiden (capres) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).
"Kalau itu fungsinya untuk pendidikan politik tanpa harus gunakan kata-kata 'pilihlah saya, pilihlah calon saya, mana pendukung saya', artinya bukan gelora itu yang ditonjolkan, saya kira itu sah-sah saja," kata Warsito dalam konferensi pers di Gedung Kemenko PMK Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Baca Juga: BEM UI Jadwalkan Debat Bacapres pada 14 September 2023: Siap 'Menguliti' Isi Pikiran Bapak Semua
Menurutnya, pendidikan politik membuat pemilih muda tidak lagi memilih partai atau calon pemimpin berdasarkan sentimen semata.
Mereka, kata dia, cenderung memilih calon pemimpin berdasarkan program-program apa yang akan diusungnya.
"Fungsinya untuk program kepada konten. Jangan sampai pada ajang 'ayo mana pendukung saya, mana angkat tangan', kan ini semacam menimbulkan perbedaan yang belum siap direspons individu," kata dia menegaskan, dikutip Kompas.com.
Menurutnya, ajang debat semacam itu juga berfungsi untuk mempresentasikan program, sehingga mahasiswa pun mampu memberikan masukan atau diskusi kepada bakal calon presiden.
"Maka saya katakan, pemilihan praktis tidak mengarah pada kata-kata 'pilihlah saya' tapi pada konten bagaimana menyampaikan program atau gagasan-gagasannya untuk mengakselerasi tujuan prioritas nasional," ujarnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com