Hasto Sebut Food Estate Proyek Kejahatan Lingkungan, Politisi Gerindra: Tudingan Tak Berdasar
Politik | 16 Agustus 2023, 19:00 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Politikus senior Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menilai proyek food estate atau lumbung pangan sebagai bagian kejahatan lingkungan.
Menurut dia, pernyataan itu sebagai tudingan yang tak berdasar dan amat disayangkan keluar dari seorang elite politik seperti Hasto.
Saat ini, jumlah luas hutan di Indonesia ada 125,8 juta hektare.
Lalu, jumlah luasan yang akan difungsikan sebagai lahan yang diusahakan untuk ketahanan pangan relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan luasan hutan yang ada di Kalimantan tengah sebesar 10,3 juta hektare.
Apalagi dibanding luas hutan seluruh Indonesia seluas 125,8 juta hektare.
Baca Juga: Proyek Food Estate Digaungkan Jokowi di Sidang MPR 2020, Kini Disebut Kejahatan Lingkungan oleh PDIP
"Tudingan itu tak berdasar. Rupanya Pak Hasto lupa bahwa hutan yang sudah dibabat untuk kelapa sawit di Indonesia ada sekitar 15 juta hektare, dan hutan yang sempat rusak terbakar di tahun 2015 sebesar 2,61 juta hektare," kata pria yang karib disapa BHS itu dalam keterangannya, Rabu (16/8/2023).
"Demikian juga hutan produktif yang digunakan untuk kepentingan penambangan batu bara di Indonesia dengan produksi penambagan sebesar 687 juta ton pertahun, jadi sudah berapa ratus ribu atau juta hektare hutan yang dibabat akibat penambangan batu bara tersebut," sambungnya.
BHS mempertanyakan sikap Hasto yang tak mengkritisi kerusakan hutan hingga puluhan juta hektare tersebut.
"Lalu kemana aja Pak Hasto pada waktu itu? Hal ini sangat ironis dan terkesan pencitraan."
"Kenapa program ketahanan pangan yang diusahakan oleh Presiden Jokowi dengan penanggung jawab Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan membantu utama untuk mensukseskan program ketahanan pangan di lahan singkong sebesar 600 hektare sudah dikritisi keras oleh Pak Hasto itu?" kata BHS.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV