> >

Jokowi Sedih Budaya Santun Mulai Hilang: Demokrasi Dipakai untuk Lampiaskan Dengki dan Fitnah

Politik | 16 Agustus 2023, 11:30 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR/DPD RI tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2023). (Sumber: Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku sedih dengan budaya santun dan budi pekerti bangsa yang dinilai sudah mulai hilang saat ini.

Ia pun menyoroti kebebasan dan demokrasi yang menurutnya belakangan ini digunakan untuk melampiaskan kedengkian.

Hal ini disampaikan Kepala Negara dalam pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD, Rabu (16/8/2023).

Mulanya mantan Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta ini bicara soal perkembangan media sosial pada beberapa waktu terakhir.

Ia mengatakan media sosial bisa membuat Presiden mengetahui mulai masalah rakyat di pinggiran hingga kemarahan masyarakat.

"Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, sampai ejekan, dan bahkan makian dan fitnahan. Bisa dengan mudah disampaikan dengan media sosial," ujarnya.

Ia pun mengaku tak masalah jika dirinya dicaci maki oleh banyak orang.

Namun, yang membuatnya sedih adalah cacian hingga fitnahan tersebut menunjukkan bahwa budaya santun di Indonesia mulai hilang.

Baca Juga: Jokowi: Saya Bukan Lurah, tapi Presiden Republik Indonesia

"Yang membuat saya sedih buadaya santun dan bukti pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang," ujarnya.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU