> >

Mengenang 121 Tahun Mohammad Hatta (IV-Selesai): Untuk Rakyat hingga Akhir Hayat

Humaniora | 12 Agustus 2023, 08:00 WIB
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam). Tampak dari kiri ke kanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. (Sumber: Kompas/JB Suratno)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah tak memiliki jabatan di pemerintahan, Hatta tetap menjadi inspirasi bagi masyarakat terutama dalam soal kesederhanaan, disiplin dan antikorupsi. Wartawan Rosihan Anwar pernah bertandang ke rumahnya pada suatu ketika, namun karena telat beberapa menit, Rosihan diminta untuk datang esok harinya.

Begitu pula dengan kisah Hatta yang ingin memiliki sepatu Bally. Namun karena tak memiliki cukup uang, dia hanya menyimpan potongan iklan itu. Dan sampai akhir hayat, sepatu itu tak terbeli. 

Karena sikap antikorupsinya, di masa pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto pernah menunjuk Hatta sebagai penasihat presiden dan penasihat Komisi IV pada 1970, sebuah komisi dengan tujuan memerangi korupsi yang terjadi di Pertamina dan lembaga Badan Urusan Logistik (Bulog) kala itu.

Setelah mengabdi pada republik dan rakyat, Hatta menghembuskan nafas terakhir tanggal 14 Maret 1980 Pukul 18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam usia 77 tahun. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hatta hampir dua minggu dirawat.

Baca Juga: Jelang Proklamasi Kemerdekaan: Bom Atom Dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Bung Hatta Terperanjat

Selama hidupnya, Bung Hatta telah dirawat di rumah sakit sebanyak enam kali. Hatta disemayamkan di kediamannya Jalan Diponegoro 57, Jakarta lalu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Upacara pemakaman ini disambut dengan upacara kenegaraan yang dipimpin secara langsung oleh Wakil Presiden pada era itu yaitu Adam Malik. Hatta ditetapkan sebagai pahlawan pada tahun 1986 oleh Presiden Soeharto.

Terinspirasi dari sosoknya, penyanyi Iwan Fals membuat lagu dengan judul "Bung Hatta" sekitar tahun 1981, yang sering diperdengarkan hingga sekarang. Lagu ini bisa menggambarkan sosok sang proklamator tersebut yang mengabdi untuk rakyat hingga akhir hayat.

Baca Juga: Mengenang 120 Tahun Mohammad Hatta, Proklamator Jujur Sederhana yang Tak Pernah Bosan Dikisahkan

Tuhan terlalu cepat semua
Kau panggil satu-satunya yang tersisa
Proklamator tercinta
Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia

 

Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu

 

Terbayang baktimu, terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu

 

Bernisan bangga, berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu

 

Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu

 

Terbayang baktimu terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu

 

Bernisan bangga berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU