> >

Mengenang 121 Tahun Mohammad Hatta (III): Proklamasi tanpa Pesta, ke Pelaminan dengan Sederhana

Humaniora | 12 Agustus 2023, 07:30 WIB
Pernikahan Hatta dan Rahmi di Megamendung 18 November 1945. (Sumber: Istimewa -)

"Kami duduk sebentar kira-kira setengah jam. Setelah itu aku pulang ke rumah. Di rumah sudah menunggu sanak saudaraku yang berpencar tinggalnya di Jakarta. Semuanya terharu dan memberi selamat Indonesia merdeka," kata Hatta.

Pada tahun itu pula, tepatnya 18 November 1945, Hatta mengakhiri masa lajanganya mempersunting Rahmi di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan Rahmi dan Bung Hatta diawali dengan perkenalan keduanya yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno.

Saat itu Bung Hatta berusia 43 tahun sedangkan Rahmi 19 tahun. Pernikahan dilangsungkan dengan sederhana. Ada yang menyebut hanya dihadiri tidak lebih dari 30 orang saja. Apalagi pernikahan ini merupakan semacam janji Hatta, bahwa dia akan menikah setelah Indonesia merdeka. 

Sebagaimana dikutip dari pemberitaan harian KOMPAS pada 14 April 1999, Rahmi turut mengalami jatuh bangun dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, mendampingi Bung Hatta juga berarti harus mengikuti gaya hidup asketis sang proklamator. 

"Saya kira tidak hanya saya yang mengalami hal demikian. Ibu-ibu lain yang hidup pada masa itu juga memaklumi bahwa kepentingan negara dan bangsa itu lebih penting daripada keluarga," tutur Rahmi menggambarkan perjalanan hidupnya ketika mendampingi Bung Hatta.

Rahmi juga turut merasakan penderitaan saat Bung Hatta diasingkan ke oleh Belanda di masa revolusi fisik kala mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia harus hidup terpisah dengan Bung Hatta saat diasingkan ke Prapat dan Bangka pada Desember 1948 hingga Juli 1949.

Baca Juga: Perbedaan Isi Teks Proklamasi Asli Tulisan Tangan Soekarno dan yang Diketik Sayuti Melik

Rahmi dan putrinya menanti Bung Hatta dengan hidup sendirian di Yogyakarta. Selama enam bulan Ibu Rahmi dan para pemimpin republik yang ditawan hidup dalam ketidakpastian tentang nasib suami mereka. Di sisi lain mereka juga harus menghadapi kenyataan lain berupa kehidupan ekonomi yang semakin sulit. Rahmi meninggal pada 13 April 1999 dalam usia 73 tahun. 

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU