> >

Kualitas Udara di DKI Jakarta dan Daerah Memburuk, Ini 6 Cara Atasi Dampak Udara Kotor

Humaniora | 9 Agustus 2023, 10:57 WIB
Ilustrasi. Kualitas udara Jakarta pada Minggu (18/6/2023) pagi berada di peringkat kedua terburuk di dunia (Sumber: Dinas Lingkungan Hidup DKI)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kualitas udara di DKI Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia memburuk beberapa hari terakhir. Kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti batuk nyeri tenggorokan, hidung berair, dan sesak napas.

Gejala tersebut bisa memburuk hingga membuat seseorang mengalami sakit kepala, lemas, dan mual. Hal itu terjadi karena polutan yang masuk ke dalam tubuh mengikat hemoglobin, sehingga aliran oksigen dalam darah menjadi berkurang. 

Dalam jangka panjang, paparan polusi udara yang terjadi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun bisa menyebabkan penurunan fungsi paru.

Dikutip dari Kompas.com, guna mencegah dan mengurangi dampak udara kotor bagi kesehatan tubuh, ada beberapa cara yang dapat dilakukan berikut ini.

Baca Juga: IQ Air: Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat dan Peringkat Pertama terburuk di dunia| BERKAS KOMPAS

1. Gunakan Masker

Masker adalah salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari partikel-partikel berbahaya dalam udara buruk. Pilihlah masker yang mampu menyaring partikel-partikel kecil seperti debu dan polutan udara lainnya. 

Pastikan masker yang digunakan sesuai dengan standar yang dianjurkan oleh kementrian atau dinas kesehatan.

2. Jaga Kebersihan Lingkungan

Jika kualitas udara diluar memburuk, penting untuk menjaga lingkungan yang tetap sehat di dalam rumah atau ruangan. Pastikan sirkulasi udara baik, jika hendak membuka jendela.

Jangan lupa membersihkan permukaan rumah secara teratur atau menggunakan alat pembersih udara atau humidifier yang sesuai.

3. Kurangi Penyebab Polusi Udara

Selain melindungi diri sendiri, berkontribusi dalam mengurangi polusi udara buruk secara keseluruhan juga dapat menjadi pilihan. Gunakan transportasi ramah lingkungan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum. 

Kurangi penggunaan kendaraan pribadi yang beremisi tinggi.

4. Pantau Kualitas Udara

Pantau kualitas udara secara teratur dengan menggunakan alat pemantau kualitas udara. Ada berbagai perangkat yang tersedia di pasaran, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih canggih. 

Kualitas udara juga dapat dilihat melalui situs web atau aplikasi yang menyediakan data mengenai indeks polusi udara.

Baca Juga: Luhut Soroti Kualitas Udara di Jakarta, Dorong Populasi Kendaraan Listrik

5. Batasi Aktivitas di Luar Ruangan

Jika kualitas udata terus memburuk, mengurangi aktivitas di luar ruangan dapat menjadi pilihan. Semakin sering beraktivitas di luar ruangan, semakin besar pula paparan terhadap polusi udara.

 

Terlebih kualitas udara yang buruk cukup berbahaya bagi beberapa orang, antara lain anak-anak, orang tua, ibu hamil, dan orang dengan penyakit jantung atau paru-paru.

6. Jalani Pengobatan Bila Sakit

Jika mulai timbul gejala gangguan kesehatan karena kualitas udara yang buruk seperti batuk, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), segera cari pengobatan.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU