Sederet Fakta Mahasiswa UI Bunuh Juniornya: Pasal Pembunuhan Berencana hingga Buang Sweater
Hukum | 7 Agustus 2023, 10:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah fakta terungkap pada kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bernama Altafasalya Ardnika Basya (23).
Altafasalya sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan adik tingkatnya verinisial MNZ (19), Rabu (2/8/2023). Jenazah korban ditemukan pada Jumat, (4/8/2023) atau dua hari setelah peristiwa pembunuhan.
Berikut sejumlah fakta yang terungkap pada peristiwa tersebut:
- Jenazah Ditemukan Kerabat Korban
Mengutip pemberitaan Kompas.com, jenazah korban ditemukan oleh kerabatnya yang berkunjung ke indekos MNZ di Kukusan, Depok.
Kerabat korban dan penjaga indekos menemukan jenazah MNZ terbungkus plastik hitam di kolong tempat tidur pada hari itu.
- Pelaku Terjerat Pinjol
Berdasarkan pengakuan pelaku pada polisi, ia membunuh korban diduga untuk merampas barang berharga miliknya.
Baca Juga: Ayah Korban Pembunuhan Mahasiswa UI: Tak Terima Maaf, Saya Minta Pelakunya Dihukum Mati!
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasatreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Metro Depok AKP Nirwan Pohan mengatakan, Altaf diduga terjerat utang ke pinjaman online.
“AAB diketahui terlilit tagihan pinjaman online (pinjol) plus mengalami kerugian akibat investasi kripto. Karena terdesak utang itu, ia berpikir untuk menguasai barang-barang korban," ucap Nirwan.
- Terancam Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Pihak Polres Metro Depok telah menetapkan Altaf sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap juniornya, MNZ.
Nirwan Pohan mengatakan, Altaf diduga membunuh korban dengan cara menusuknya secara berkali-kali.
Menurut Nirwan, pelaku telah menyiapkan pisau yang digunakan untuk membunuh korban.
"Pasal 340 (tentang pembunuhan berencana) atau 338 (pembunuhan) KUHP. Ancamannya bisa hukuman mati atau seumur hidup, minimal 20 tahun," kata Nirwan, Sabtu (5/8/2023).
- Mondar mandir di Sekitar Kos Korban
Menurut seorang pemilik toko kelontong yang berjualan di sekitar lokasi indekos korban, Indah (44), pelaku sempat berseliweran di sekitar kos korban.
Toko kelontong milik Indah itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari kosan korban.
Ia mengatakan, sering melihat AAB, meski tempat tinggalnya cukup jauh dari kos-kosan korban.
"Saya secara personal enggak kenal dengan dia (tersangka), tapi dia pernah beli ke warung saya beberapa kali," ujar dia kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).
Ia juga meyakini, tersangka sering bolak-balik ke kos MNZ.
"Iya, saya cukup yakin dia suka main ke kos korban. Soalnya apa-apa ke wilayah sini. Misalnya laundry pakaian, dia laundry di sekitar sini," ungkap dia.
"Padahal, banyak laundry di sekitar kos-kosan dia setahu saya," ujar Indah.
- Datang dengan Badan Penuh Keringat
Menurut Adha Amin Akbar (22), seorang rekan sekontrakan tersangka, pelaku Altaf sempat masuk ke kamarnya pada hari ia mengeksekusi korban. Saat itu, tubuh pelaku penuh keringat.
"Nah, pada Kamis malam itu dia (tersangka) tiba-tiba buka pintu kamar saya. Dia datang dengan badan penuh keringat," ujar Akbar, Minggu (6/8/2023).
Baca Juga: Kamar Indekos TKP Pembunuhan Mahasiswa UI oleh Seniornya Dipasangi Garis Polisi!
Akbar menyebut tersangka tak ada maksud yang jelas ketika membuka pintu kamarnya dan sekadar basa-basi. Waktu itu, kata Akbar, waktu menunjukkan sudah lewat pukul 12 malam.
"Dia basa-basi dengan badan berkeringat. Terlihat berkeringat karena dia kalau enggak salah pakai baju warna putih. Jadi kelihatan jelas keringatnya," tutur Akbar.
Namun, Akbar menyebut dirinya tak melihat kepanikan di wajah tersangka. Mimik wajah tersangka cenderung tenang meski badannya penuh keringat.
- Buang Sweater di Sela Tembok
Seorang penjaga kontrakan bernama Sunarsih (46) menyebut pelaku sempat membuang sweater berwarna putih yang digunakannya saat membunuh korban di sela-sela tembok kontrakan.
"Betul, sweater yang dia pakai hari Rabu itu berwarna putih dan dibuang ke sela-sela tembok. Saya juga baru tahu pas penyidik ke sini hari Jumat lalu," ujar dia Minggu (6/8/2023).
Sweater tersebut, kata Sunarsih, ditemukan dalam keadaan terbungkus plastik, dan saat plastik pembungkusnya dibuka, terlihat banyak bercak darah yang membekas di situ.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber :