> >

Keluarga Duga Bripda Ignatius Dibunuh: Direncanakan dengan Matang oleh Seniornya di Densus 88

Hukum | 28 Juli 2023, 18:55 WIB
Ayah dari Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF), yang tewas diduga akibat tertembak oleh sesama rekan polisinya, Kamis (27/7/2023) menyebut ada tiga senior korban yang mendatangi anaknya. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak keluarga menilai ada kejanggalan dengan peristiwa tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF) di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (23/7/2023).

Keluarga menduga Bripda Igntius tewas dibunuh dengan cara ditembak oleh seniornya di satuan Detasemen Khusus atau Densus 88.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh pihak keluarga korban melalui kuasa hukumnya, Jelani Christo. Jelani mengaku telah mendapatkan informasi atas tewasnya korban dari pihak keluarga. 

Baca Juga: Bripda Ignatius Disebut Sempat Cekcok Sebelum Ditembak, Keluarga: Korban Tolak Bisnis Sejata Ilegal

"Dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius, kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan," kata Jelani dikutip dari Sripoku.com pada Jumat (28/7/2023).

Dalam peristiwa tewasnya Bripda Ignatius, Jelani menyoroti kejanggalan mengenai luka yang ada pada tubuh korban. 

Diketahui, berdasarkan hasil autopsi, ditemukan adanya satu luka tembak di bagian belakang telinga kanan sampai kiri Bripda Ignatius.

Menurut Jelani, kematian Bripda Ignatius diduga telah direncanakan dengan matang oleh senior korban dan rekan-rekannya yang berada di Densus 88. 

"(Dugaan pembunuhan) tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekannya di Densus 88," ucap Jelani.

Jelani menyebut luka tembak tersebut penuh kejanggalan. Sebab, luka tersebut tergolong tidak wajar. Karena itu, kata dia, patut dipertanyakan terkait luka tembak tersebut. 

Baca Juga: Kronologi Bripda IDF Tewas Ditembak Senior, Densus 88: Senjata Tiba-tiba Meletus Kena Leher Korban

"Hal tersebut di atas menurut hemat kami ada kejanggalan dan ada skenario kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," ujar Jelani.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Sripoku


TERBARU