> >

Pengakuan Ayah Bripda IDF: Sang Anak Sempat Video Call sebelum Peristiwa Penembakan Terjadi

Peristiwa | 27 Juli 2023, 17:10 WIB
Y Pandi, ayah dari Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF), yang diduga akibat tertembak oleh sesama rekan polisinya, Kamis (27/7/2023) menyebut dugaan bisnis senpi di kasus anaknya. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Bripda  Ignatius Dwi Frisco (IDF), yang diduga meninggal akibat tertembak oleh sesama rekan polisinya sempat melakukan panggilan video atau video call dengan sang ayah, Y Pandi.

Hal itu disampaikan Y Pandi dalam dialog Indonesia Update, Kompas TV, Kamis (27/7/2023).

Menurutnya, pada malam sebelum kejadian Minggu (23/7/2023), Ignatius sempat melakukan panggilan video dengannya.

“Pada malam sebelum kejadian ini, almarhum tidak pernah mengatakan bahwa akan terjadi hal seperti itu, dan tidak ada masalah dengan senior-seniornya,” kata Pandi.

“Tetapi, pada malam sebelum kejadian, jam delapan malam, beliau video call bersama saya, mamaknya tidak menghadiri video call karena sedang sakit kepala,” tuturnya.

Pada Minggu pagi, lanjut Pandi, pihaknya sempat mendapatkan telepon dari pihak yang mengaku dari Mabes Polri.

Baca Juga: Kronologi Kasus Polisi Tembak Polisi di Bogor, Ayah Bripda Ignatius: Ada 3 Pelaku Datangi Anak Saya

Namun, ia tidak menjelaskan hal yang disampaikan oleh penelepon. Meski demikian, Pandi mengaku awalnya pihak keluarga tidak percaya.

“Pada Hari Minggu kami ditelepon dari pihak Mabes Polri, menelepon kami, dan kami tadinya kami tidak percaya, siapa tahu ini hoaks kan,” ungkapnya.

“Terus tidak lama kemudian dari Polres Melawi menghubungi kami juga,” lanjutnya.

Penelepon yang mengaku dari Polres Melawi tersebut menyampaikan pesan dari Mabes Polri bahwa Bripda Ignatius sakit keras.

“Menyampaikan bahwa, ‘Pak, kami ditelepon dari Mabes Polri untuk memberitahukan berita ini kepada Bapak/Ibu, bahwa anak Bapak/Ibu yang bernama Rico sedang sakit keras, sekarang berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati di ruangan ICU’,” jelasnya.

Dalam dialog itu, Pandi juga menyebut ada tiga senior korban yang mendatangi anaknya di malam kejadian.

Informasi itu diperolehnya dari tim penyidik Densus 88 Antiteror.

“Kronologis tentang kejadian ini, seperti yang dijelaskan oleh tim penyidik dari Densus 88 Antiterror, mereka mengatakan bahwa awalnya anak saya ini didatangi oleh seniornya ini tadi,” kata dia.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU