> >

Dikelilingi Mahasiswa dan Lulusan UGM, AHY Bicara Intimidasi hingga Kecurangan Pemilu

Politik | 20 Juli 2023, 14:39 WIB
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi narasumber dalam forum diskusi di Fisipol, Universitas Gadjah Mada, Kamis (20/7/2023). (Sumber: Kompas TV/Nadia Intan F.)

SLEMAN, KOMPAS.TV - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertandang ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), siang ini Kamis (20/7/2023).

AHY menjadi narasumber dalam diskusi Fisipol Leadership Forum bertajuk "Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi di Indonesia?" yang dihadiri mahasiswa hingga masyarakat umum di Auditorium Fisipol UGM.

"Saya sangat bangga berada di kampus yang ternama ini, terutama di Fisipol yang banyak melahirkan pemimpin di Indonesia," ujar AHY dalam pembukaannya, Kamis (20/7/2023).

Acara ini juga dihadiri politikus Andi Malarangeng, mantan Juru Bicara Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga menyapa beberapa alumni UGM yang hadir di dalam forum tersebut.

"Saya pun dikelilingi oleh lulusan UGM," kata AHY, disambut tepuk tangan para peserta forum.

Baca Juga: Soal Bakal Cawapres Anies, AHY Sebut Sudah Final Termuat dalam Piagam Koalisi Perubahan

AHY mengatakan bahwa demokrasi merupakan perjalanan tiada akhir.

"Democracy is a never ending journey," jelasnya.

Ia menerangkan bahwa telah terjadi stagnasi dan kemunduran demokrasi yang cukup serius di Indonesia.

"Ada intimidasi dan bentuk-bentuk kecurangan dalam pemilu," ujarnya.

Ia menyebut, kecurangan, intervensi, dan intimidasi saat pemilihan umum (pemilu) harus dihilangkan.

Baca Juga: AHY Sebut Pertemuan Demokrat-Gerindra Hari Ini sudah Diniatkan Lama: Ingin Dengar dari Partai Lain

Ia juga menyinggung tentang money politics, identity politics (politik identitas) dan politics of labelling, dan post-truth politics.

"Ini harus kita cegah, jangan sampai berkelanjutan," ujarnya.

AHY menilai, saat ini Indonesia sedang memasuki rezim post-truth politics (politik pascakebenaran).

Ia pun mengajak para peserta untuk memahami middle way atau berada di tengah-tengah.

"Tengah sesungguhnya merupakan bagian yang dominan, selalu ada ekstrem kiri, ekstrem kanan, tapi yang di tengah itu yang paling besar," jelasnya.

Semangat yang moderat, kata dia, harus dipahami masyarakat Indonesia untuk mencegah polarisasi ekstrem yang menyebabkan perpecahan negara, terutama dalam Pemilu 2024.

"Mudah-mudahan kita terbebas dari polarisasi ekstrem di Pemilu 2024 nanti," kata AHY yang diamini para peserta.

Baca Juga: AHY Ungkap Upaya Pembegalan Partai Demokrat oleh Tangan Kekuasaan: Ini Tidak Patut Terjadi

Ada tiga pembahas yang juga hadir dalam forum yang diketuai oleh dosen Fisipol UGM Yulida Pangastuti, untuk menanggapi gagasan AHY terkait topik demokrasi di Indonesia.

Pertama, Dosen Fisipol UGM dari Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Mahesti Hasanah.

Kedua, Pimpinan Dewan Mahasiswa (Dema) Fisipol UGM Pratiwi Yudha M.

Ketiga, Ketua Atmawidya Alterasi Indonesia Titok Hariyanto.

Baca Juga: AHY soal Pertemuan Demokrat-Gerindra Siang Ini: Saya Selalu Membuka Diri

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU