> >

Said Aqil Siroj: Al Zaytun Dapat Melahirkan Gerakan Radikal, Ekstrem, dan Intoleran

Peristiwa | 18 Juli 2023, 05:25 WIB
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam Said Aqil Siroj menilai Pondok Pesantren Al Zaytun dapat melahirkan gerakan radikal, ekstrem, dan intoleran. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam Said Aqil Siroj menilai Pondok Pesantren Al Zaytun dapat melahirkan gerakan radikal, ekstrem, dan intoleran.

Karena itu, Said Aqil menuturkan bahwa Al Zaytun harus ditelisik lebih jauh sebagai komunitas dan ekosistem yang tertutup. 

"Al Zaytun harus ditelisik sebagai komunitas dan ekosistem tertutup serta eksklusif yang memiliki tata cara hidup dan kehidupan yang terpisah dengan masyarakat pada umumnya," kata Said Aqil dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (17/7/2023).

Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Tidak akan Menutup Al-Zaytun, tapi Dibina

Menurut dia, dengan tertutupnya pondok pesantren tersebut, bukan tidak mungkin melahirkan banyak kamuflase, dan eksklusivitas yang menggerakkan tata nilai radikal, ekstrem, dan intoleran.

"Yang pada saatnya bukan tidak mungkin menjadi embrio gerakan anti-NKRI,” tutur mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU tersebut.

“Apalagi, bila dilihat dari background dan behaviour pimpinan pesantrennya memiliki latar belakang NII (Negara Islam Indonesia) dan beberapa fakta gerakan, jejaring, dan alumninya.”

Said Aqil memandang fenomena Al Zaytun harusnya tidak saja dilihat sebagai lembaga pendidikan murni pada umumnya, tetapi harus dilihat secara mendalam.

Proses indoktrinasinya, kata Said, patut dicurigai sebagai fenomena proses ideologisasi, kaderisasi, dan gerakan anti-Pancasila dan/atau anti-NKRI.

Baca Juga: Salat Id Saf Bercampur di Ponpes Al Zaytun, Lucky Hakim Bantah Pernah Ikut Berjemaah

"Jangan terkecoh oleh bungkus rapi pembelajaran berbasis pendidikan formal dengan kurikulum terstandar pemerintah dan pembelajaran agama yang ditanamkan, karena bukan tidak mungkin itu hanya sebagai kamuflase belaka," ucapnya.

Adapun pernyataan tersebut ia sampaikan berdasarkan pada banyaknya kesaksian tentang adanya istilah ‘sekolah dalam sekolah’, ‘kaderisasi dalam kaderisasi’.

Bahkan, lanjut Said, layak dicurigai bahwa ekosistem, tata laksana, dan organ gerakan yang mereka ciptakan itu mengarah pada pembentukan ‘negara dalam negara’.

"Negara tidak boleh kalah dengan sindikasi Al Zaytun," ujar Said Aqil.

Karenanya, dia mendesak kepada pemerintah untuk bertindak tegas melakukan penyelidikan komprehensif dan melakukan penyidikan atas kasus Al Zaytun saat ini, serta membuka fenomena ini seterang-terangnya kepada masyarakat.

"Negara harus segera mengambil alih Al Zyatun, membenahi dan me-reinstall sistem pendidikan Al Zaytun agar tidak bertentangan dengan cita-cita NKRI,” katanya.

Baca Juga: Lucky Hakim Heran Al Zaytun Punya Banyak Uang: Ini Bisa Triliunan dari Mana, Hebat Amat

“Serta menjaga secara ketat agar tidak menjadi tempat bersemainya benih-benih Negara Islam Indonesia (NII).”

 

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU





A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library 'newrelic.so' (tried: /usr/lib64/php/modules/newrelic.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so: cannot open shared object file: No such file or directory), /usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so: cannot open shared object file: No such file or directory))

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: