Wapres Perintahkan Isolasi Semua yang Terpapar Antraks, Jangan Sampai Menyebar ke Daerah Lain
Peristiwa | 7 Juli 2023, 15:49 WIBBANYUASIN, KOMPAS.TV - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin menginstruksikan isolasi terhadap hewan hingga manusia yang terpapar penyakit antraks agar tidak merebak ke daerah lain.
Hal itu disampaikan Ma'ruf di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah, Banyuasin, Jumat (7/7/2023).
"Saya kira Menteri Pertanian sudah melakukan langkah. Oleh karena itu, kita harapkan bahwa supaya itu diisolasi jangan sampai merebak ke daerah lain," kata dia.
Ma'ruf juga meminta agar Kementerian Pertanian (Kementan) menutup distribusi sapi dari Yogyakarta ke daerah lain.
Hal semacam itu, kata Ma’ruf, sudah biasa dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran penyakit hewan ternak.
"Itu biasa, kita biasanya begitu, terus kita melakukan blocking ya, supaya jangan ke mana-mana, dengan berbagai cara," imbuhnya.
Baca Juga: Kementan: Bakteri Antraks di Daging Ternak yang Terinfeksi Tidak Mati Meski Sudah Direbus
Kepada jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ma’ruf memerintahkan mereka mengawal proses penyembuhan terhadap warga yang sudah terpapar antraks.
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjangkit antraks, dan mengakibatkan seorang warga meninggal. Sementara data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah warga yang meninggal sebanyak tiga orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty menyebut kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati.
"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengonsumsi. Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi.
Berdasarkan hasil penelusuran, sebanyak 125 orang diketahui melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati karena antraks, dan setelah diperiksa, lanjut Dewi, sekitar 85 orang dinyatakan positif antraks.
"(Sebanyak) 18 orang yang bergejala mulai dari luka, ada yang diare hingga pusing," ujar Dewi.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Republik Indonesia Syamsul Ma'arif menyebut daging hewan yang terkontaminasi antraks tidak aman dikonsumsi meski direbus dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Gunung Kidul Jadi Daerah Endemi Antraks, Ini Alasan Kasus Positif Terus Muncul
Sebab, menurutnya, bakteri antraks menyebar sangat cepat, termasuk ketika daging hewan yang mati mendadak karena antraks, disembelih.
"Kalau ditanya kalau direbus, aman enggak? Tidak aman. Jangankan direbus, dibuka saja enggak boleh. Bisa enggak dagingnya direbus dan aman dikonsumsi? Tidak boleh dilakukan itu. Membuka saja tidak boleh," kata Syamsul dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/7/2023).
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.com