> >

Moeldoko: Orang-orang yang Tuduh Saya Bekingi Al Zaytun Mungkin Salah Minum Obat

Peristiwa | 6 Juli 2023, 08:53 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan informasi yang menyebut dirinya membekingi Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun atau Panji Gumilang merupakan pernyataan tidak benar. (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan informasi yang menyebut dirinya membekingi Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun atau Panji Gumilang merupakan pernyataan tidak benar.

Menurut Moeldoko, tudingan tersebut tidak berdasar, yang ditujukan kemungkinan tidak hanya untuk menjatuhkan dirinya, tetapi juga untuk kepentingan di luar dirinya.

“Biasa itu ada orang goreng (isu), tujuannya sangat jelas bagaimana men-downgrade saya. Saya cukup tahu petanya seperti apa,” klata Moeldoko dikutip dari Antara pada Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: Pendiri Al Zaytun: Moeldoko Beri Panji Gumilang Akses Perlindungan Polisi bila Ada Pihak yang Ganggu

Menurut Moeldoko sangat aneh polemik Al Zaytun kerap kali muncul setiap menjelang pemilihan umum atau pemilu. 

“Yang perlu kita pahami, masyarakat Indonesia perlu paham, kenapa Al Zaytun selalu muncul setiap (menjelang) pemilu,” ujar Moeldoko.

“Ini kan aneh, pasti ada sesuatu yang memainkan untuk apa, bisa saja untuk kepentingan elektabilitas, dan seterusnya.”

Moeldoko pun berkelakar orang-orang yang menuding dirinya melindungi Al Zaytun kemungkinan mempunyai persoalan. 

“Kalau saya dituduh jadi backing itu datanya dari mana? Orang-orang yang ngomong mungkin salah minum obat,” ucap dia.

Baca Juga: Wapres soal Ponpes Al Zaytun: Mungkin Alternatifnya Tidak Dibubarkan, tapi Dibina

Moeldoko pun menegaskan tidak mempunyai kepentingan apapun dengan Ponpes Al Zaytun, termasuk pimpinan ponpes tersebut, Panji Gumilang.

“Saya tidak punya kepentingan apapun dengan Panji Gumilang. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada kepentingan ekonomi, tidak ada,” tutur Moeldoko.

Namun demikian, Moeldoko mengakui pernah ke Al Zaytun dan berkomunikasi dengan pengurus Pondok Pesantren di Indramayu, Jawa Barat, itu. Waktu itu, Moeldoko masih menjabat sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi.

“Waktu (menjabat sebagai) Pangdam, saya pernah ke sana. Apa kepentingan saya? Saya sebagai Pangdam, Panglima Daerah Militer memastikan bahwa di daerah itu terbangun kondisi yang baik,” katanya. 

“Waktu itu sempat dengar-dengar ada sumber-sumber NII (Negara Islam Indonesia) di sana, dan (saat itu) sulit bisa masuk ke dalam.”

Baca Juga: Ponpes Al Zaytun Disebut sebagai Bagian dari NII

Akhirnya, lanjut Moeldoko, saat itu dia memerintahkan jajarannya, komandan resor militer (danrem) untuk mengecek langsung ke Ponpes Al Zaytun.

“Saya sampaikan kepada Danrem kalau kamu tidak bisa membuka pintu Al Zaytun kamu saya pecat,” kenang Moeldoko.

“Akhirnya, bisa berkomunikasi ke dalam. Akhirnya bisa masuk ke dalam. Misi saya, bagaimana persoalan kebangsaan bisa menjadi konsumsi di situ, tidak ada yang lain.”

Moeldoko menambahkan bahwa isu-isu sensitif yang dapat menyulut reaksi masyarakat perlu dimitigasi dan dikelola, agar tidak menjadi isu yang liar.

Baca Juga: Soal Kasus Al-Zaytun, Mahfud MD Ungkap Akan Ada Tersangka dalam Waktu Dekat

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU