SBY Tulis Buku soal Cawe-Cawe Jokowi, Pakar Sebut SBY Hendak Kritik Jokowi: Itu Aksi Balik Bandung
Politik | 28 Juni 2023, 06:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar komunikasi politik Karim Suryadi berkomentar soal rentetan momen Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencuit soal mimpi hingga menulis buku tentang cawe-cawe presiden.
Diketahui, SBY mengunggah cuitan di Twitter tentang mimpinya satu gerbong kereta bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Tak berselang lama, SBY pun menerbitkan buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi yang diperuntukkan bagi pimpinan kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
Baca Juga: SBY Sebut PK Moeldoko Adalah Salah Satu Cara agar Anies Tak Bisa Berlayar di Pilpres 2024
Karim Suryadi menilai momen tersebut ke dalam dua sisi, yakni sisi konteks dan sisi konten. Karim mengatakan, SBY seperti tengah melakukan aksi “balik Bandung”
“Dalam bahasa orang Bandung, ini sebuah tindakan balik Bandung. Kalau (di) sepak bola, itu pemain itu menghadap ke gawang sendiri, tetapi menendang ke belakang, dan menyerang,” kata Karim dalam Kompas Petang, Selasa (27/6/2023).
Dia menyoroti tanggal titimangsa yang ditulis SBY dalam buku tersebut, yakni 18 Juni 2023. Tanggal ini merupakan hari di mana Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu.
Baca Juga: SBY: Saya Menghormati Pilihan Presiden Jokowi untuk Cawe-Cawe di Pilpres 2024
Menurutnya, tulisan SBY tersebut tidak berkaitan dengan pertemuan Puan dan AHY.
Jika dikaitkan antara mimpi dan buku tersebut, Karim juga menilainya tak berkaitan. Pasalnya, dua momen ini memiliki tujuan yang berbeda. Dalam mimpi yang diceritakan SBY melalui Twitter, Presiden RI ke-6 itu menginginkan kebersamaan dalam membangun bangsa bersama Jokowi dan Mega.
Namun, dalam buku yang ditulisnya, Karim menilai SBY hendak mengkritik Jokowi.
“Setelah mimpi minum kopi bersama, satu gerbong, kemudian balik arah dan menyerang, mengkritik,” jelasnya.
Baca Juga: SBY Sebut Jokowi Berhak Endorse Bakal Capres dan Cawapres: selama Tidak Gunakan Sumber Daya Negara
Dari sisi konten, ada lima isu yang dibahas dalam buku SBY. Menurut Karim, tulisan SBY merupakan contoh kritik yang baik karena berisi kritik substantif dan sopan.
“Konten, dari lima isu yang dibahas dalam artikel ini. Bukan substantif saja, tetapi caranya sangat santun. Dari kelima isu ini selalu dimulai dengan apresiasi, bahkan pembenaran. Seakan-akan SBY membela,” papar Karim.
“Tetapi, jika dilakukan melampaui wewenang, menghalalkan segala cara, ingat, presiden itu ada masanya. Ini juga pembelajaran tentang bagaimana cara mengkritik,” pungkasnya.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV