25 Juni BJ Habibie Lahir, Presiden RI Tersingkat dengan Prestasi Terlengkap
Humaniora | 25 Juni 2023, 07:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - 25 Juni 1936, Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Parepare, Sulawesi Selatan. Dialah Presiden ke-3 RI menggantikan Soeharto dalam situasi politik yang tidak stabil, setelah Soeharto diturunkan dari tampuk kekuasannya Mei 1998.
Meski berkuasa secara singkat, hanya 1 tahun 5 bulan dari 21 Mei 1998 hingga Oktober 1999, namun cukup banyak prestasi yang Habibie torehkan. Sebagai menjadi penanda era reformasi, dan jalan pembuka keberlanjutan kepemimpinan nasional.
Misalnya, Habibie berhasil membuat kebebasan pers dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. UU itu menjadi ujung tonggak kebebasan pers di Indonesia yang pada masa pemerintahan sebelumnya sering dibredel dan dibungkam.
Lalu Habibie juga melaksanakan restrukturisasi perbankan Indonesia dan memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintahan agar tetap objektif dan tidak terpengaruh oleh politik. Pemisahan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. Independensi itu memberi keleluasaan kepada BI untuk mengelola sektor moneter.
Baca Juga: Kisah Soeharto yang Tak Mau Bertemu Habibie Usai Bacakan Pernyataan Lengser, Hingga Akhir Hayat
Tak hanya itu, Habibie juga membuat sejarah dengan membentuk undang-undang yang mengatur kebebasan rakyat Indonesia dalam pemilu melalui Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Pemilu. Akibat pemberlakuan UU tersebut, lahir 48 partai politik baru yang ikut berpartisipasi dalam Pemilu 1999.
Pada era Habibie diskriminasi terhadap etnis tionghoa juga berhasil diakhiri setelah terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 26 Tahun 1999 dan Inpres Nomor 4 tahun 1999. Inpres tersebut menghapuskan larangan berbicara dan mengajar Bahasa Mandarin yang sebelumnya berlaku di era Soeharto.
Sebelum menjadi presiden, Habibie adalah wakil presiden Soeharto dengan latar belakang teknologi yang sangat kuat. Nama Habibie identik dengan teknologi dan pesawat terbang. Bagi anak-anak sekolah kala itu, lelaki yang suka berbicara cepat itu, adalah idola sekaligus inspirasi karena kecerdasan otaknya.
Setelah menamatkan sekolah menengah di Bandung, Habibie melanjutkan kuliah ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Mesin pada tahun 1954.
Setahun kemudian, ia melanjutkan studi teknik penerbangan selama 10 tahun di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman atas biaya sendiri. Karena kepintarannya, Habibie meraih 2 gelar sekaligus yaitu Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan Doktor Ingenieur pada tahun 1965 dengan predikat summa cum laude.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV